BAG.19

114 24 0
                                        

Malam ini di ruang keluarga...

Alia baru usai mengerjakan tugas sekolahnya. Ia berlalu ikut bergabung ke ruang keluarga bersama sang mama dan sang kakak.

"Ma,"

Sang mama dan sang kakak terlihat serius berdua, sampai tak menyadari ada Alia di sebelahnya.

"Kak Jordan, sama mama, ada waktu buat aku ngga?"

"Astaga sayang, kenapa kamu bertanya seperti itu? Ya jelas kita selalu ada waktu buat kamu." Jawab sang mama mengelus puncak kepala Alia.

Jordan memperhatikan ekspresi sang adik, yang terlihat bingung, bimbang, seperti ada hal yang di pendam.

"Al, tadi Yuda kesini, dia ngasi kamu ini. Aku suruh samperin kamu ke atas, eh dianya ga mau. Katanya ga mau ganggu kamu lagi belajar." Jordan menyerahkan ke Alia sebuah surat terbungkus amplop putih. Surat itu masih rapat tertutup. Alia mengambilnya dengan lesu.

"Tenang, aku gaada liat kok."

"Kak Jordan ngga marah sama Yuda?"

"Marah? Buat apa? Toh dia cuma ngasi kamu surat kan? Lagian juga kata mama, Yuda itu udah baik sama kamu, pernah ngerawat kamu saat kamu sakit, sampai antar kamu ke klinik. Iya kan ma?"

"Iya."

"Dan tak hanya itu, kata mama, Yuda juga pernah rela bolak-balik sekolah demi antarin kamu ke sekolah. Iya kan ma?"

"Iya, semua itu benar."

"Lalu bagaimana dengan kak Jason ma? Bukankah, dia baik juga pada Alia? Sebelum kak Jordan pulang, dia yang selalu antar jemput aku ke sekolah. Kak Jason juga baik di sekolah, selalu jagain Alia,"

"Ini maksudnya kamu ngebandingin Yuda sama Jason itu, gitu?"

"Bukan ngebandingin. Aku cuma heran sama kak Jordan. Kenapa kak Jordan hanya berlaku posesif pada kak Jason? Sedangkan Yuda ngga. Apa karena waktu itu kak Jordan mergoki aku pulang kemalaman sama kak Jason? Emang hanya karena satu kesalahan, orang udah terlihat buruk ya dimata kak Jordan?"

"Alia, hei, kamu kenapa sayang? Kenapa jadi bentak-bentak kakakmu? Maksud kakakmu baik. Dia khawatir sama kamu karena kamu pulang malam diantar cowok. Apalagi kakakmu belum begitu kenal sama orang yang ngajak kamu pergi." Bela sang mama.

"Terus kenapa malam itu kak Jordan ngga tanya baik-baik saja sama kak Jason? Kenapa malah membentaknya? Bukankah itu perbuatan yang tidak terpuji ya kepada orang baru?"

...

Alia tanpa sadar kenapa ia bisa membahas hal yang sudah berlalu? Ia tahu ini bukanlah sikap yang biasanya ia tunjukan pada sang kakak. Sebelumnya ia belum pernah bertengkar seperti ini dengan sang kakak hanya karena laki-laki.

***

"Kayaknya, Alia sedang ada masalah di sekolahnya, terkait Jason. Nak, coba kamu tanya baik-baik adikmu, berikan dia solusi supaya pikirannya ga semakin kacau. Belum pernah mama liat Alia se marah itu denganmu. Mama yakin, masalahnya ini pasti ada kaitannya dengan sikapmu kepada Jason. Sekarang temui dia ya ke kamarnya." Suruh sang mama.

Jordan menghela nafas, lalu beranjak dari duduknya menuju kamar sang adik.

'Tok tok tok!'

"Al, ini kakak."

'Tok tok tok!'

"Aku masuk ya Al."

Lama tidak dibukakan pintu, ia akhirnya masuk dengan sendirinya.

Ia tahu adiknya hanya pura-pura tidur.

"Aku, minta maaf ya. Aku udah terlalu protektif sama hubungan pertemanan kamu, sama Jason." Di lihatnya wajah sang adik yang masih terpejam.

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang