"Nah, ini gimana Jessica? Bagus ngga gaunnya?"
"Bagus banget tante. Alia pasti suka sama gaun pilihan tante."
"Loh, kok masih panggil tante?"
"Owh iya, maaf, aku lupa, ma, hehe."
"Hehe. Gapapa, kamu pasti belum terbiasa ya. Mama juga gitu dulu, gapapa, dibiasain mulai sekarang ya. Mama kan juga akan menjadi mama kamu nantinya."
"Iya mama."
"Yasudah yuk kita tengok-tengok gaun lainnya di sebelah sana,"
...
***
Bubaran sekolah siang ini...
Jason dan Alia sampai parkiran. Mereka bergegas baru akan berangkat pulang bareng.
Jason memakaikan Alia helm yang tanpa sepengetahuan Alia. Ia jadi merasa istimewa diperlakukan dengan baik oleh Jason seperti ini.
"Udah siap?"
Alia mengangguk tersenyum.
"Yaudah, kita pulang sekarang ya."
Perasaan saat ini terasa lebih canggung daripada saat pertama kali berkenalan, dan pulang bareng dengannya. Bisa dikatakan semakin hari hubungan diantara keduanya terasa semakin erat bahkan tanpa ikatan status pacaran. Alia jadi mudah merasa cemburu juga, bahkan saat Devi selalu berusaha mengalihkan perhatian Jason padanya. Padahal itu kan sudah hal lumrah yang dilakukan Devi dari dulu, kenapa perasaan cemburu itu baru-baru ini terasa mencekam? Alia bahkan tanpa kata-kata jika memikirkan hal itu terus. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba melupakan dan berpikir normal.
"Al, kamu ngga apa-apa?"
"Hah?"
"Kamu kenapa geleng-geleng gitu? Ada yang aneh ya?"
"Owh, ng-ngga ada apa-apa kok kak. Hehe, cuma, mencoba latihan pergerakan leher."
"Latihan pergerakan leher? Emang leher kamu kenapa, Al?"
"Gatau, terasa nyeri aja sedikit. Mungkin aku ada salah tidur."
"Nanti sampai rumah, aku pijitin leher kamu, boleh ngga?"
"Hah?"
Sampai di rumah...
"Makasi ya kak Jason,"
"Kamu, ngga suruh aku mampir?" Tanya Jason terang-terangan.
"Di rumah lagi sepi kak. Ga enak diliat tetangga kak Jason ada disini sama aku."
"Kan di teras rumah kamu aja, Al. Lagian tadi kamu bilang di jalan leher kamu nyeri. Aku pijitin ya?"
"Hmm, ng-ngga usah kak, udah ngga nyeri lagi kok."
"Kamu masih marah ya sama aku, Al?"
"Ma-marah? Ng-ngga, aku gaada marah sama kak Jason. Kenapa coba marah sama kak Jason,"
"Aku bisa tahu dari sorot matamu, Al. Kamu seperti memendam sesuatu."
'Please, jangan sekarang. Kak Jason terlalu baik untuk aku abaikan. Sebenarnya aku cemburu waktu kamu perhatian sama Devi, sampai merawat kakinya yang lagi sakit:('
"Hei! Kok malah bengong? Tuhkan, pasti ada apa-apa nih. Ayo, Al. Cerita sama aku. Aku gabisa ninggalin kamu sendirian di rumah dalam keadaan begini. Perasaan aku jadi, ngga tenang."
Alia menggigit bibir bagian bawahnya, bimbang.
"Gapapa, beneran aku gapapa. Bentar lagi juga mama pulang. Dia lagi, keluar bentar sama kak Jessica."

KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI[COMPLETED]
Roman pour Adolescents"Obsesi ini tak mampu kuhindari. Dia yang memulai wajarkah dia yang mengakhirinya juga?" Fyuuuh-,-sudah lelah rasanya hanya berkoor pada diri-sendiri tanpa sesiapapun yang tahu keadaan diri yang mengalami. Terkadang solusi terbaik hanya bisa memanda...