Bodoh!!
Yuda berdecak kesal sama dirinya sendiri. Alia sudah pulang dari tadi, tapi baru sekarang ia berani bersuara lantang menyesali perkataannya tadi ke Alia.
"Rasanya ingin kutarik semua perkataanku tadi." Bhatin Yuda menggigit bibir bawahnya khawatir.
Khawatir bagaimana kalau besok dan seterusnya Alia ngga akan mau lagi bertemu dengannya? Mungkin karena canggung, karena ngga menyangka orang sepertinya berani mengungkapkan perasaannya terang-terangan depan Alia kemarin.
Di sisi lain, Alia di rumahnya...
Ia tak yakin 100% persen pada ucapan laki-laki yang menjadi tetangganya itu tadi. Alia merasa, Yuda hanya emosi, lalu tak sengaja mengatakannya. Tapi entah kenapa, Alia merasa hubungan pertemanannya dengan Yuda sekejap lagi akan berakhir. Bukan. Bukan berakhir akan menjadi sepasang kekasih, mungkin akan berakhir menjadi sepasang orang asing yang sebelumnya sangat berteman akrab satu sama lain.
***
Pagi harinya...
"Pagi non, Alia." Sapa mbak Ani, karyawan mamanya.
"Pagi mbak, mama kemana mbak?" Tanyanya sambil memakai sepatu.
"Tadi udah dari jam 6 berangkat. Non Alia katanya harus sarapan dulu sebelum berangkat sekolah, lalu minum obatnya ya. Emangnya non Alia sakit apa non?" Tanya mbak Ani penasaran.
"Ga kenapa-napa kok mbak, cuma kelelahan aja. Dimana sarapannya mbak?" Tanyanya selesai mengikat tali sepatu.
"Ini non." Mbak Ani lalu membawa seperangkat sarapan Alia ke meja makan, yaitu roti isi, dan segelas susu hangat.
Gadis itu lalu segera memakannya tanpa jeda. Mulutnya sibuk mengunyah, sedangkan tangan kirinya sibuk memegang handphone, menscrol-scrol berita terupdate. Saat tengah asyik memainkan handphone, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Jason. Alia berhenti mengunyah sejenak dan segera menjawabnya...
"Iya kak Jason?"
"Gue udah depan rumah lo nih."
"Owh, udah? Kok aku gaada denger bunyi motor kak Jason ya?"
"Lo nya aja yang masih tidur ngga?"
"Enak aja, aku aja udah sarapan nih. Bentar-bentar, aku keluar sekarang."
Tuuut!
Sambungan terputus. Alia bergegas beranjak dari tempat duduk dan menuju keluar.
"Berangkat sekolah dulu mbak!!" Teriak Alia.
"Eeh non, non Alia, ini bekalnya ketinggalan!!" Teriak mbak Ani menghampiri Alia ke depan.
"Yuk, berangkat kak,"
"Non Alia, tunggu!! Ini loh bekalnya kelupaan."
"Owh iya, makasi ya mbak. Untung aja mbak ngingetin, kalau ngga, mama bisa ngamuk entar, ha ha."
"He he, iya, sama-sama non. Obatnya udah diminum non?"
"Belum sih mbak. Tapi nanti aku minum di sekolah kok mbak, tenang aja."
"Beneran ya non."
"Iya mbak Ani. Mbak Ani jagain rumah ya, bye."
Alia dan Jason lalu berlalu menuju sekolah.
"Hmmm, sungguh indahnya kehidupan anak muda. Duuh aku kok jadi kepengen muda lagi ya?"
"MBAK ANI!!"
"EHH, KODOK, KODOK!! Iish Yuda, bisa ngga kalau manggil orang gausah pakek teriak-teriak ngagetin gitu? Hampir copot jantung mbak." Protes mbak Ani.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI[COMPLETED]
Ficção Adolescente"Obsesi ini tak mampu kuhindari. Dia yang memulai wajarkah dia yang mengakhirinya juga?" Fyuuuh-,-sudah lelah rasanya hanya berkoor pada diri-sendiri tanpa sesiapapun yang tahu keadaan diri yang mengalami. Terkadang solusi terbaik hanya bisa memanda...