Berada di kamar yang lumayan luas, seperti tercipta rasa kesepian yang mendadak. Bukan, bukan karena tidak ada yang diajak, justru gadis itu sedang menunggu seorang laki-laki yang sedang mandi di bilik kamar lainnya.
'Hah bosan! Gaada apa-apa yang harus aku kepoin disini. Semua tentang benda-benda cowok yang hampir tak pernah kulihat sebelumnya.' Bhatin gadis itu kembali ke tempat semula ia berada, yaitu di sudut kasur.
Seluruh sudut kamar itu telah ia periksa, dan tidak ada sesuatu yang aneh. Dan bahkan putra tiri papanya itu begitu sangat menjaga kerapian dan kebersihan kamarnya. Hampir tak ada sampah maupun debu yang terlihat. Semua tampak terpajang sempurna ditempatnya.
...
30 menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan menampaki gadis yang sedari tadi menunggunya itu tertidur di ranjang. Tampak lelap dan ia merasa tidak tega untuk membanguninya sekarang.
"Hm, tampang menunggu yang tidak ikhlas." Ujar laki-laki itu berbisik kecil sambil menyunggingkan senyumnya.
Ia pun lantas dengan bebas memakai pakaian di depan gadis itu yang tengah tertidur pulas.
Tok tok tok!
Tok tok tok!
Papa.
"Alia, ada denganmu, Bertrand?" Tanya sang papa.
"Ehhm hummmm, ada, dia masih, tidur, pa." Jawab Bertrand jujur gelagapan.
"Kamu yang ajak dia kesini?"
"Bu-bukan pa. Dia, yang datang kesini sendiri menemuiku." Jawab Bertrand berbohong.
"Owh, iya sudah, biarkan saja dulu dia tidur di kamarmu, mungkin dia kelelahan." Suruh sang papa.
"Iya pa."
"Kamu, gamau ikut turun ke bawah? Mama udah datang tuh bawa banyak oleh-oleh."
"Hummm, nanti aja pa. Lagi beres-beres di kamar."
"Mau beresin apa lagi? Kamar kamu kan udah diberesin tadi pagi sama bibi."
"Ada lah dikit pa, banyak debu di deket lemari pakaian."
"Yasudah, awas saja kamu sampai modus menggoda Alia."
"Yaelah pa, negatif thinking mulu deh sama aku."
Sang papa lalu berlalu turun.
Bertrand kembali ke posisi awalnya, yaitu di depan Alia.
"Naaah, kalau lagi tidur gini, kan kalem keliatannya." Lagi-lagi ia berbicara kecil, agar gadis itu tak terbangun.
***
"Bertrand sama siapa diatas pa?" Tanya Laura pada sang suami.
"Sama Alia ma."
"Alia? Anak kamu sama mantan istri kamu itu? Ngapain sih kamu ajak dia kesini? Mau nambah masalah keluarga lagi?"
"Ma, mama tenang dulu dong. Jangan teriak-teriak, nanti Alia bisa terbangun,"
"Aaaah, mama ngga peduli. Kan mama udah bilang sama papa, jangan lagi berurusan sama masa lalu papa, termasuk anak-anak papa! Pokoknya mama ngga setuju ada Alia di rumah ini!" Laura baru akan menghampiri Alia ke kamar Bertrand, namun di cegah oleh suaminya.
"Jangan gitu dong ma, dia masih anak kandungku loh, darah dagingku,-"
"Kamu kan sudah cerai dengan Wenda sejak lama, jadi kamu sudah ngga ada tanggung jawab lagi sama Alia!"
Bertrand mendengar keributan sang mama dengan sang papa di bawah.
"Ngapain sih mereka ribut bawa-bawa nama Alia?" Dilihatnya gadis itu masih tertidur lelap, mustahil sepertinya Alia mendengar keributan yang membawa tentang dirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI[COMPLETED]
Teen Fiction"Obsesi ini tak mampu kuhindari. Dia yang memulai wajarkah dia yang mengakhirinya juga?" Fyuuuh-,-sudah lelah rasanya hanya berkoor pada diri-sendiri tanpa sesiapapun yang tahu keadaan diri yang mengalami. Terkadang solusi terbaik hanya bisa memanda...