Cemburu?

48 7 16
                                    

Pertandingan basket kemarin adalah acara class meeting terakhir dan minggu depan adalah keberangkatan studytour kelas sebelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertandingan basket kemarin adalah acara class meeting terakhir dan minggu depan adalah keberangkatan studytour kelas sebelas. Hari ini hari Sabtu dan keberangkatannya hari Rabu depan. Itu artinya masih ada waktu sekitar empat hari untuk seluruh siswa kelas sebelas menyiapkan segalanya.

Merasa masih banyak waktu, sampai detik ini Alya belum menyiapkan barang dan keperluan lainnya sama sekali. Sekarang sudah pukul sepuluh pagi dan Alya masih rebahan santai di kasurnya. Ia memilih untuk pergi main ke rumah Tesya. Alya mengganti bajunya dan mengambil sling bag serta kunci mobilnya.

Ia turun dengan santai sambil melihat ke seluruh penjuru rumah untuk mencari keberadaan mama dan papanya. Ternyata mereka berdua sedang asyik menonton acara televisi di ruang keluarga. Alya menghampiri keduanya lalu duduk di sofa yang kosong.

"Loh mau ke mana Al?" tanya mamanya.

"Pagi-pagi mau pergi ke mana kamu?" tanya papanya.

"Aku main ke rumah Tesya, Ma, Yah," pamit Alya.

"Oke. Hati-hati bawa mobilnya, nggak usah ngebut-ngebut," ucap Rina memperingati.

"Siap ibu negara." Alya bangkit dari duduknya dan tidak lupa bersalaman kepada mama dan papanya.

*****

Setelah beberapa menit perjalanan kini mobil Alya sudah terparkir rapi di halaman depan rumah Tesya. Tesya yang tau bahwa Alya akan datang langsung membukakan pintunya.

"Sendirian aja bu?" tanya Tesya.

"Sama warga sekomplek." Alya memutar bola matanya malas.

"Yaudah masuk yuk," ajak Tesya. Alya langsung masuk dan langsung duduk di ruang tamu.

"Ngapain di situ woy?" tanya Tesya heran, karena biasanya Alya langsung pergi ke kamarnya.

"Gue mau jadi tamu, bosen di kamar lo mulu." Tesya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berjalan ke dapur untuk mengambil minuman dan beberapa camilan untuk dirinya dan Alya.

"Wah makasih, Bi, repot-repot banget," ledek Alya saat Tesya menaruh beberapa makanan dan minuman yang di bawanya.

"Bibi-bibi!" sewotnya.

"Pantes kok."

"Sialan." Alya tertawa melihat wajah kesal Tesya.

"Utututu ngambekkl," ledeknya lagi di sela tawanya.

Tesya tak menghiraukannya. Ia memilih duduk di samping Alya dan langsung memainkan ponselnya.

*****

Hari ini hari Senin, seperti biasanya seluruh siswa dan guru sedang berbaris rapi di lapangan. Petugas hari ini adalah kelas sepuluh. Sudah empat puluh menit berlalu. Upacara selesai, masing-masing pemimpin barisan membubarkan barisannya. Suasana yang tadinya hening mendadak langsung seramai pasar. Ada yang mengeluh karena panas, ada yang mengeluh karena lapar, dan masih banyak lagi.

Seperti biasanya, Alya dan teman-temannya memilih untuk pergi ke kantin sebelum pelajaran dimulai. Entah itu sekedar untuk membeli air mineral ataupun permen untuk menemani pelajaran nanti. Meskipun tidak boleh makan saat pelajaran, namun mereka tetap melakukannya.

Mereka memasuki pintu kantin, dipimpin oleh Alya dan Tesya. Dari arah berlawanan terlihat Yanuar dan teman-temannya baru memasuki kantin. Memang seharusnya pintu tempat Yanuar dan teman-temannya adalah pintu keluar, namun menurut mereka sama saja.

Lagi-lagi Alya dibuat gugup olehnya. Bagaimana tidak? Yanuar berjalan sambil menatapnya. Tidak mau terlihat salah tingkah ia langsung mengajak Tesya mengobrol. Di sisi lain, Yanuar tersenyum kecil melihat Alya yang menurutnya lucu, bagaimana tidak? Setelah tatapan mereka bertemu, Alya dengan cepat memutuskan tatapannya dan langsung mengajak ngobrol Tesya.

Yanuar dan teman-temannya duduk agak jauh dari tempat Alya dan teman-temannya duduk. Ah, sebenarnya tidak jauh, hanya jarak dua meja saja. Yanuar melihat Alya berjalan ke salah satu stand makanan bersama Arsa. Dengan segera ia langsung menanyakan teman-temannya akan makan apa saja.

Teman-temannya menatap aneh. Biasanya Yanuar paling tidak mau jika disuruh untuk memesan makanan. Merasa kesempatan emas, Brian langsung menyebutkan semua pesanannya, "Nasi goreng, piscok 10,es tehnya dua, sama batagornya semangkuk aja, lo yang bayar kan Yan?" Yanuar menggelengkan kepalanya.

"Beli sendiri," ucap Yanuar lalu meninggalkan mereka semua.

"Yah lo sih, kan Yanuar nggak jadi pesenin makanan kita," ucap Arya sambil menyonyor kepala Brian.

"Udahlah, mending lo berdua aja yang pesen," saran Wirdan.

"Nasi goreng sama es teh," ucap Ferdy.

"Yang lain? Udahlah samain aja, gue males pindah-pindah," ucap Brian lalu menarik Arya untuk ikut dengannya. Yang lain hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ketidakjelasan seorang Brian Tara Wilason.

Cukup lama mereka menunggu makanan karena memang sangat antri walaupun ini masih pagi namun kebanyakan dari siswa di SMA Bina Bangsa lebih suka makan di kantin dengan alasan harus berangkat pagi karena upacara. Daripada menunggu Brian yang entah kapan datangnya, Ferdi, Wirdan, Gerald, dan Randi pun memilih untuk bermain Mobile Legends bersama, tanpa Yanuar, Brian dan Arya tentunya.

*****

Pelajaran sekolah sudah berlalu. Sekarang sudah pukul 13.00 waktunya seluruh siswa untuk pulang ke rumah. Hari ini tidak ada pelajaran karena besok Rabu sudah studytour.

Yanuar berjalan santai melewati tengah lapangan diikuti teman-temannya di belakang. Tawanya yang disebabkan oleh lelucon Brian dan Gerald membuat beberapa adik kelas yang sengaja duduk di tepi lapangan sebelum pulang memotretnya diam-diam. Paparazi!

Tak sengaja Yanuar melihat ke arah perpustakaan. Ada Alya dan Nathan yang kelihatannya sedang mengobrol disana.

"Pantes tadi pas gue ajak nggak mau, sama Nathan ternyata," batinnya kecewa.

Ferdi yang mengerti tatapan kecewa Yanuar langsung berjalan disampingnya lalu meledekinya.

"Gimana rasanya ditikung sodara sendiri?"

"Eh lo kan punya Nabila. Terus ngapain lo sedih?" lanjutnya.

"Siapa yang sedih?"

"Lo lah."

"Lo kali yang sedih," ejek Yanuar. Ferdi hanya menampakkan wajah bertanya. Yanuar pun hanya membalas dengan menunjuk ke arah depan laboratorium IPA. Disana Alana terlihat sedang tertawa bersama dengan Gilang, teman sekelas Alana.

Wajah Ferdi yang tadinya bahagia karena meledek Yanuar mendadak menjadi datar. Yanuar pun hanya tertawa melihat reaksi temannya itu. Sangat kelihatan bahwa Ferdi belum sepenuhnya move on dari Alana. "Yah cemburu," ledek Yanuar.

Ferdi mengangkat satu alisnya sambil berkata, "Siapa yang cemburu? Gue sih nggak."

"Dasar gengsi!" ejek Wirdan.

*****

Suasana mall hari ini sangat ramai, padahal ini hari Senin. Sesuai perjanjian tadi sebelum istirahat, Nathan dan Alya kini sudah berada di salah satu cafe di mall. Tadi mereka janjian untuk belanja studytour bersama. Bukan karena sengaja ingin berdua, tapi karena Alya meminta untuk Nathan menceritakan hubungan Yanuar dan Nabila dan Nathan memberikan syarat untuk belanja bersama. Mau tidak mau Alya menurutinya, toh teman-temannya juga belanja bersama keluarganya, daripada ia sendirian jadi lebih baik sekalian.

*****

Terimakasih sudah membaca. Bagaimana untuk chapter ini? Jangan lupa vote dan komen, ya!

Follow instagram @unayastory untuk mendapatkan informasi update dan cerita lainnya.

Salam sayang dari Una❤


FRIENDZONE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang