Rooftop, Es Krim, dan Sosiologi

229 37 35
                                    



Melihat kejadian itu, Alya hanya bisa diam. Selera makannya hilang. Tetapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja,  menampakkan kecemburuannya pun tidak akan berguna, ia siapa?

Teman-temannya yang tahu Alya sudah tidak nyaman berada di kantin, mempercepat makannya. Bagaimana akan nyaman? Tempat duduk Yanuar persis menghadap tempat duduknya, bahkan tadi Yanuar sempat menyapa Alya, juga Raisa, perempuan yang tadi  berjalan disamping Yanuar, begitupun sekarang.

Satu pertanyaan sedari tadi berputar-putar di kepala. Apa hubungan Yanuar dengan Raisa si kakak kelas itu? Apakah mereka pacaran? Jika iya, sejak kapan? Kenapa Yanuar tidak bercerita?

Mereka keluar kantin lebih awal tidak seperti biasanya. Dan tujuan mereka adalah masuk kelas. Meskipun bel masuk masih lima belas menit lagi, menghabiskan waktu di kelas akan lebih baik daripada melihat dia bersama orang lain.

Nyatanya suasana kelas tidak sesuai ekapetasinya, begitu ramai, menyebalkan. Untung saja mereka baru saja mendapatkan informasi bahwa guru akan rapat dan kemungkinan akan sampai jam pulang, Alya akhirnya memutuskan untuk pergi ke rooftop, ia akan mencari udara segar. Kali ini ia sendiri, itu keinginannya.

Sesampainya di rooftop, ia duduk di sofa, menghirup udara, menghembuskannya. Ia membuka aplikasi instagram, berniat mencari tahu tentang Yanuar dan Raisa, tetapi tidak menemukan apapun.

Semilir angin membuatnya mengantuk dan tanpa sadar tertidur sampai beberapa jam kemudian seseorang membangunkannya.

"Alya, bangun." Perlahan Alya membuka matanya, dan yang pertama ia lihat adalah wajah Yanuar tepat di depan wajahnya. Mata mereka bertemu, sebelum akhirnya Alya memilih untuk membuang pandangannya.

"Ngapain lo disini?" tanya Alya datar.

"Karena gue nyari lo," jawab Yanuar sesuai kenyataan.

"Ngapain lo nyariin gue? " tanya Alya sinis.

"Tadi gue dengar, ada yang bilang Alya cemburu."

"Siapa yang bilang? Bohong banget yang bilang." Alya mengelak. Ia tak habis pikir, apakah ekspresinya seterlihat itu?

"Yang bener?"

"Iya bener."

"Iya bener lo cemburu?"

"Nggak!" bantah Alya.

"Kalo cemburu bilang aja," goda Yanuar.

"Gue bilang nggak ya nggak!" bentak Alya.

"Udah udah tenang aja gue nggak pacaran sama Raisa, cuma ada kepentingan dikit." Yanuar menjelaskan panjang lebar.

"Bodoamat! Bukan urusan gue! " jawab Alya sinis. Dalam hati ia merasa lega.

"Mbaknya ngambek, " ucap Yanuar.

"Es krim mau nggak?" tawar Yanuar sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak."

"Yah, padahal gue berniat baik buat beliin lo es krim."

"Mana?"

"Nanti."

"Oke sip. Gue tagih nanti."

"Udah ngga ngambek?" tanya Yanuar.

"Gue ngga ngambek," balas Alya.

Bel istirahat kedua berbunyi, Alya memutuskan untuk kembali ke kelas dan Yanuar memutuskan untuk ke kantin. Teman-temannya sudah menunggunya disana.

FRIENDZONE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang