Suara nyaring berasal dari alarm di ponsel yang tergeletak di meja dekat tempat tidur berhasil mengusik ketenangan tidur salah satu gadis yang sejak pukul satu dini hari tertidur nyenyak. Gadis itu mengambil ponselnya yang berbunyi sedari tadi, sembari mengumpulkan kesadarannya, beberapa kali ia menguap. Jam di ponsel mampu membuat matanya yang masih lumayan mengantuk terbelak begitu saja.
Pukul 06:45. Mereka terlambat.
"Dar, bangun! Kita telat," Alya mengguncangkan tubuh Dara sambil berteriak panik.
Merasa ada yang mengganggu, Dara bangun dengan santainya sambil menguap.
"Apaan sih gue masih ngantuk juga," Dara membalas ucapan Alya dan berniat untuk tidur lagi.
"Lima belas menit lagi kita masuk, lo mau dihukum bersihin toilet lagi? Gue sih, nggak mau," teriak Alya sambil berlari ke kamar mandi.
Dara yang terkejut langung lompat dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi yang ada di kamar tamu. Dara masih menginap karena ia juga ditinggal oleh orangtuanya ke luar kota.
*****
Dengan cepat Alya menyetir motornya membuat beberapa pengendara lain terganggu.
Ah masa bodo, yang penting tidak membersihkan toilet lagi, pikirnya.
Sampai di sekolah, gerbang sudah ditutup membuat kedua gadis cantik itu menggerutu kesal.
"Pak Satpam yang baik hati dan tidak sombong bukain gerbangnya dong, kita berdua kan mau belajar," mohon mereka berdua kepada satpam penjaga.
Satpam itu menjawab dengan galaknya, "Siapa suruh kalian telat."Ditengah sibuknya bernegosiasi dengan pak satpam, suara motor terdengar menghampiri, dan berhenti didepan gerbang. Pengendaranya segera turun. Melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan dua gadis itu.
*****"Kemana sih mereka? Nggak datang- datang, udah siang juga," gerutu Tesya sambil mondar mandir di depan kelasnya menunggu Alya dan Dara datang.
"Biasa lah paling mereka juga telat," sahut Laura.
"Gue si yakin seratus persen kalo nanti mereka disuruh bersihin toilet siswa lagi," tebak Freska yakin.
Alya dan Dara memang sudah pernah telat hingga dihukum membersihkan toilet sebelumnya, dan mungkin hari ini hal itu terulang lagi.
"Kita tunggu aja nanti di kantin selesai pelajaran," balas Arsa dan Nadira kompak.
*****
Ditengah lapangan mereka sekarang, mendengarkan ceramahan pak Santo si guru killer yang panjang lebar kali tinggi.
"Mau jadi apa kalian kalau sering telat seperti ini?!" tanya Pak Santo dengan galaknya kepada tujuh siswa yang sedang berdiri di lapangan.
"Saya mau jadi tentara, Pak," balas Brian dengan santainya.
"Saya mau jadi pilot pak," balas Ferdy dengan bangga. Yang lain hanya terkekeh kecil, melihat Brian yang masih sempat bergurau.
Berbeda dengan dua orang gadis yang wajahnya terlihat kepanasan. Mereka hanya bisa berharap ceramah itu segera selesai tanpa hukuman. Meskipun sangatlah tidak mungkin untuk dilakukan pak Santo.
"Sudah-sudah lebih baik kalian saya hukum," putus Pak Santo karena frustasi menghadapi muridnya yang super sulit diatur.
"Kau bertiga bersihkan toilet siswa sebelah timur!" Tunjuk pak Santo kepada Alya, Yanuar, dan Brian.
"Dan kalian berempat, bersihkan toilet siswa sebelah barat!" Tunjuk pak Santo kepada Dara, Ferdy, Arya, dan Gerald.
"Tapi, Pak, sa--" keluh Dara yang langsung dipotong oleh guru killer tersebut.
"Tak ada tapi-tapian, kalau kau mengeluh kan ku tambah lagi hukuman kalian!" tegas pak Santo membuat mereka mengangguk pasrah.
*****
Alya tampak sangat kelelahan saat sedang membersihkan toilet.
Yanuar yang menyadarinya langsung menyuruh Alya untuk berhenti membersihkan toilet. Ia menyuruh gadis itu untuk cuci tangan, dan kemudian menariknya keluar dari toilet."Gue sama Alya ke kantin, lo bersihin sampe bersih," kata Yanuar pada Brian.
Brian yang merasa takterimapun menekuk bibirnya seperti cewe ngambek.
"Yah, masa gue sendirian disini," protes Brian."Alya pucet, gue mau ngajak dia makan takutnya nanti sakit," balas Yanuar meyakinkan Brian.
Kata-kata Yanuar berhasil membuat perut Alya merasakan kupu-kupu yang beterbangan. Perhatian kecil itu mampu membuat hatinya menghangat. Juga menambah perasaan yang mungkin hanya dimiliki olehnya.
*****
Sampainya dikantin Yanuar memesankan nasi goreng dan teh hangat untuk Alya.
"Lo baik banget sih, Yan. Peka banget kalo gue udah nggak kuat buat bersihin toilet," batin Alya. Ia tersenyum, melihat Yanuar yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa makanan yang tadi ia pesan.
"Makan, dihabisin, biar nggak pucet lagi," perintah Yanuar kepada Alya sambil menyodorkan nampan berisi makanan dan minuman tersebut.
"Siap! Thanks ya," ucap Alya. Ia mengangkat tangannya tanda hormat.
"Iya sama-sama," balasnya dengan senyuman. Laki-laki itu memakan makanannya diikuti Alya yang juga melakukan hal yang sama.
*****
Terimakasih sudah membaca. Bagaimana untuk chapter ini? Jangan lupa vote dan komen, ya!
Follow instagram @unayastory untuk mendapatkan informasi update dan cerita lainnya.
Salam sayang dari Una❤

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [LENGKAP]
Fiksi Remaja[LENGKAP] ~Disaat yang dianggap lebih dari seorang teman ternyata tidak lebih dari sekedar sahabat dekat~ Mustahil, tidak ada perasaan antara dua sahabat laki-laki dan perempuan. Sayangnya tidak semua perasaan bisa diungkapkan dan singgah pada hati...