Day 1

422 55 50
                                    



Setelah kemarin mereka mengambil tas dan izin dengan orang tua, kini mereka semua sudah berada di rumahnya dan pagi ini Alya dan para sahabatnya sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ini hari pertama setelah liburan, semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, lebih tepatnya tugas yang sudah mereka bagi saat sebelum tidur.

Nadira dan Tesya sudah memakai seragamnya, kini mereka sibuk menyiapkan sarapan, membantu bi Inah, pembantu rumah Alya. Wanita berusia 45 tahun, yang sudah bekerja sejak Alya kelas sembilan semester dua. Teman-teman Alya sudah cukup akrab dengannya.

Di kamar Alya, ada Freska, Arsa, dan Dara yang masih belum selesai menata buku untuk jadwal hari ini. Malam tadi saat mereka sempat belajar, mereka ketiduran dan bukunya berserakan dimana-mana. Ini cukup merepotkan.

Sedangkan Laura dan Alya sibuk membersihkan sepatunya di teras rumah sambil meminum coklat panas yang sebelumnya mereka buat.

“Guys makanannya udah siap nih,” teriak Tesya dari ruang makan.

Mendengar itu, mereka yang berada di kamar, juga di teras, segera melangkahkan kakinya menuju dapur untuk sarapan. Sarapan wajib bagi mereka, terutama Laura.

*****

Sesampainya di sekolah Alya dan Laura  memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Mereka menggunakan dua mobil, milik Alya dan Laura. Dari mobil Alya, Tesya dan Arsa keluar terlebih dahulu, disusul Dara lalu Alya. Dari mobil Laura, Freska keluar melalui pintu sebelah kanan dan Nadhira kiri, diikuti Laura.

Parkiran hari ini sudah ramai, sepertinya mereka sangat bersemangat untuk bertemu dengan teman-temannya lagi. Alya dan teman-temannya memutuskan untuk langsung menuju ke ruang kelas XI IPS 1. Tanpa Alya sadari dari arah berlawanan Yanuar dan teman-temannya sedang berlari-lari karena dikejar oleh pak Santo si guru killer.

Yanuar menabrak tubuh Alya dengan cukup keras membuat Alya hampir terjatuh tetapi langsung ditangkap oleh Yanuar. Mata keduanya saling bersitatap, 1 detik, 2 detik, 3 detik, Alya yang sadar langsung membuang mukanya dan memposisikan tubuhnya seperti semula dengan dibantu Yanuar.

Suasana yang cukup ramai membuat keduanya menjadi pusat perhatian, termasuk menjadi perhatian pak Santo, guru itu meneriaki muridnya itu untuk mendatangi ruang BK, dirinya tiba-tiba mendapatkan telepon dari guru lain untuk segera menuju ruang guru.

“Pagi-pagi udah mesra-mesraan aja, pacar bukan,” celoteh salah satu siswi yang merasa iri dengan Alya.

“Sial, berangkat sekolah mata gue ternodai,” ledek salah satu teman Yanuar dari kelas sebelah.

“Couple goals,” puji adek kelas.

Alya yang merasakan kejadian tak terduga itu pun merasa seperti ada kupu-kupu beterbangan di perutnya. Namun dengan cepat ia menutupi ekspresinya dengan memasang muka datarnya. Ia tidak mau terlihat salah tingkah di depan banyak orang.

“Lo nggak papa, kan? Tanya Yanuar dengan cemas setelah membantu Alya berdiri.

Iya, nggak papa. Gue duluan, Yan,” balas Alya dengan muka datarnya dan berlalu meninggalkan Yanuar di ikuti para sahabatnya di belakang.

*****

Di ruang kelas yang hening, para penghuninya sibuk mengerjakan tugas yang diberikan guru yang sedang duduk di depan sambil menilai pekerjaan rumah. Yanuar masih sibuk mengerjakan tugasnya, begitupun teman-temannya. Dibalik dirinya yang kelihatan sibuk mengerjakan tugas, dipikirannya sibuk mengingat kejadian pagi tadi, saat dirinya menatap Alya, saat jantungnya berdegup kencang. Apakah? Ah, mungkin saja itu karena ia berlarian.

FRIENDZONE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang