Remedial Matematika

283 41 32
                                    


Pagi ini Alya sekolah seperti biasanya. Kali ini dia berangkat lebih pagi karena diantar oleh mamanya. Sebenarnya malas harus berangkat pagi, tapi mamanya memaksa ingin mengantarnya karena sudah lama tidak mengantar anaknya sekolah. Sesampainya digerbang Alya berpamitan kepada mamanya. Ia berjalan dengan sangat lambat, lebih tepatnya malas.

"Ngapain juga gue berangkat pagi-pagi kaya gini! Males banget," gerutu Alya masih tidak terima.

Tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang. Alya memegang tangan yang menutupi matanya.

"Siapa lo? Gak usah gangguin gue pagi-pagi gini! Memperburuk mood gue aja!" bentak Alya sambil berusaha melepas tangan yang menutup matanya. Alya terdiam beberapa saat, bau parfumnya tidak asing, sepertinya ia mengenal orangnya.

"Santai dong Alya, pagi-pagi udah galak aja," balas Yanuar sambil melepas tangannya yang menutupi mata Alya.

"Tumben berangkat pagi?" tanya Alya, sedikit menyindir.

"Anak rajin gitu loh," balasnya dengan bangga.

"Rajin dari mana? Bilang aja nggak mau ketemu pak Santo" ejek Alya.

"Nah itu tau. Pinter." Yanuar mengacak-acak rambut Alya.

"Yanuar!" Menyebalkan, rambutnya yang sudah rapi dibuat berantakan.

"Maaf deh." Laki-laki itu merapikan rambut Alya yang tadi ia acak-acak.

"Nah, sip. Cantik," puji Yanuar.

"Serah lo," balas Alya sambil berjalan meninggalkan Yanuar sekaligus menutupi salah tingkahnya.

"Ih kok gue ditinggal sih, jahat amat lo Al," gerutu Yanuar sambil mengejar Alya.

"Ngapain lagi lo," ucap Alya saat Yanuar berjalan disampingnya.

"Suka-suka gue," balas Yanuar sambil merangkul bahu Alya.

Alya kaget dengan perlakuan Yanuar yang merangkul bahunya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Aduh Yanuar, pagi-pagi udah dua kali buat gue salah tingkah aja," keluh Alya dalam hati.

"Eh kenapa berhenti, baper ya lo dirangkul sama gue?" tanya Yanuar sambil menggoda.

Pertanyaan Yanuar sukses membuat pipi Alya seperti kepiting rebus. "Ih apaan si lo, nggak kok biasa aja," elaknya.

"Yakin?" goda Yanuar lagi.

"Nggak." Alya melepaskan tangan Yanuar yang merangkulnya, dirinya berjalan lagi.

"Ditinggal lagi," keluh Yanuar.

Ada beberapa adik kelas yang melihat kedua orang ini. Banyak tatapan iri melihat kebersamaan mereka. Berbeda dengan Alya yang berusaha menormalkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat karena perlakuan Yanuar.

"Andai kita lebih dari teman," batin Alya berharap.

****


Sesampainya dikelas Alya, Yanuar berpamitan untuk menuju kelasnya. "Gue ke kelas dulu, bye cantik. Nanti pulang sama gue," pamitnya sambil melambaikan tangannya.

"Cie dianter sampe kelas," ledek Laura.

"Cie-cie! Gue udah jantungan pagi-pagi," keluh Alya.

Bel masuk berbunyi. Para siswa siswi langsung masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Ani saat memasuki kelas XI IPS 1.

"Pagi bu," jawab murid-murid serempak.

FRIENDZONE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang