[LENGKAP]
~Disaat yang dianggap lebih dari seorang teman ternyata tidak lebih dari sekedar sahabat dekat~
Mustahil, tidak ada perasaan antara dua sahabat laki-laki dan perempuan. Sayangnya tidak semua perasaan bisa diungkapkan dan singgah pada hati...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
Alya terdiam. Lagi-lagi Yanuar mampu membuat dirinya tidak bisa berkata apa-apa.
"Maaf Al. Gue sadar gue egois. Minta lo untuk nggak pergi, lalu minta lo untuk tetap disini padahal gue yang pergi, bahkan waktu itu gue juga nyuruh lo untuk pergi."
"Dan kalo lo pikir waktu itu gue dingin ke lo karena gue benci, karena gue gak suka? itu salah besar. Karena pada kenyataannya gue kesepian, gue kehilangan lo, Al."
"Dan hari ini, gue mau jujur. Tentang apa yang gue rasain selama ini." Yanuar menjeda ucapannya, menarik nafas sambil menyiapkan kata-kata yang akan ia ucapkan berikutnya.
"Gue juga suka sama lo. Gue sayang sama lo. Perasaan lo nggak pernah bertepuk sebelah tangan," ujarnya dengan lembut.
"Sejak kapan perasaan itu?" tanya Alya.
"Mungkin waktu kita naik kelas sebelas. Sebelum gue kenal Nabila, Al."
"Lo udah tau alasan gue pacaran sama Nabila kan?" tanya Yanuar.
"Tau. Kata Nathan karena Nabila nolongin lo waktu lo hampir kecelakaan."
"Gue emang pacaran sama dia, tapi jujur pikiran gue selalu tentang lo."
"Dan nyatanya, Nabila juga gak pernah anggap gue sebagai pacar. Beberapa hari lalu dia bilang dia cuma anggap gue sebagai adek."
"Jadi hubungan kalian selama ini?"
"Gue nggak tau, mungkin untuk mengisi waktu luang Nabila? Kalo gue, jujur karena dulu gue gak mau untuk lebih jatuh sama lo. Dulu gue takut buat nyatain perasaan gue sama lo karena gue takut lo nggak punya perasaan yang sama dan berakhir kita jadi jauh. Gue nggak mau itu terjadi."
"Gue juga saat itu mencoba untuk suka sama Nabila karena gue liat Lo sama Nathan semakin deket."
Alya tertegun. Pernyataan Yanuar benar-benar tak terduga. Apalagi tentang perasaan Yanuar terhadapnya, sebuah fakta baru yang Alya dapat, bahwa ternyata cintanya tidak pernah bertepuk sebelah tangan.
Keduanya sama-sama saling suka, keduanya sama-sama saling sayang, tetapi keduanya sama-sama saling menyembunyikan.
Memang tidak mudah untuk menyatakan sebuah perasaan, apalagi kepada sahabat ataupun teman yang sudah dekat lama.
Karena hubungan mereka sudah terikat oleh sebuah hubungan yang disebut 'teman' yang menimbulkan sebuah ketakutan jika terungkapnya sebuah perasaan.
Ketakutan akan hubungan pertemanan yang nanti renganggang, ketakutan saling menghindari, ketakutan akan menjadi asing, membuat hati yang ingin perasaannya terungkap memilih untuk mengundurkan diri, memilih untuk tetap pada posisi saat ini.
Menyiksa perasaan memang, apalagi jika melihat dia yang mulai dekat dengan orang lain. Ketakutan akan kehilangan kembali muncul, namun keberanian untuk mengungkapkan tak kunjung datang. Malah semakin takut jika ungkapan perasaan itu malah membuat dia memutuskan pertemanan dan memilih bersama yang lain, si orang baru.
*****
Setelah teman-teman Yanuar yang pamit untuk pulang karena alasan masing-masing, disini mereka sekarang, di teras rumah Yanuar menikmati semilir angin sore sambil melihat anak-anak yang sedang bermain di halaman rumah Yanuar.
Alya memang tidak ikut pulang bersama mereka yang berangkat bersamanya siang tadi. Awalnya dirinya sudah berpamitan, namun mama Yanuar memintanya untuk menemani Yanuar sebentar karena wanita itu mengantarkan adik Yanuar ke tempat les.
Perempuan itu kini sibuk duduk sambil mengamati bunga yang ada didepannya, sambil membenarkan posisi rambutnya yang beberapa kali jatuh.
Laki-laki yang duduk di sebelahnya tiba-tiba berdiri lalu melangkah masuk dengan langkah kaki yang terlihat dikuat-kuatkan oleh pemiliknya untuk melangkah. Alya tidak mengikutinya karena sebelumnya, laki-laki itu hanya bilang, "Sebentar, lo tunggu sini aja."
Dan benar, memang hanya sebentar. Kini laki-laki bernama Yanuar itu duduk kembali di samping Alya, dengan tangan kanannya yang sudah memegang ikat rambut yang adeknya beli beberapa hari lalu. Yanuar mengambil rambut Alya dengan pelan, merapikannya lalu mengikatkan ikat rambut yang diambilnya tadi.
"Biar nggak risih," ucapnya.
"Makasih, Yan." Alya tersenyum manis. Senyum yang akhir-akhir ini tidak dirinya lihat. Senyum yang selalu dia rindukan.
"Nah gini dong senyumnya, lama banget nggak liat." Yanuar mencubit kedua pipi Alya gemas.
"Ih sakit tau, Yanuar, lepasin ih," kesal Alya karena Yanuar tidak mau melepaskan cubitannya.
"Gemess soalnya, maafin ya cantikk." Yanuar melepaskan jarinya yang mencubit pipi Alya dan beralih mengusap pelan kepala Alya.
Alya langsung menunduk, menyembuhkan pipinya yang ia yakin sekarang sudah seperti tomat.
"Kenapa nunduk?" tanya Yanuar meledek.
"Lo sih!" Alya memukul dengan keras lengan Yanuar.
"Kok jadi salah gue?" Yanuar tertawa melihat tingkah Alya.
"Udah lah, gue mau pulang." Alya berdiri mengambil tasnya.
"Kan lo disuruh jagain gue," protes Yanuar.
"Udah gede kan?"
"Gak bisa gitu dong."
"Kenapa gak bisa?"
"Kan lo di--"
"Assalamu'alaikum." Suara wanita yang tadi berpamitan untuk mengantarkan anak perempuannya les memberhentikan perdebatan kedua anak SMA ini.
"Wa'alaikumussalam," jawab keduanya kompak.
"Kalian kenapa kok ribut-ribut gini?"
"Itu mah, Alya mau pulang," adu Yanuar.
"Yaudah nggak papa, lagian udah sore, takutnya dicariin mamanya, ya Al?" bela mama Yanuar tak seperti yang ia duga.
"Iya, Tante. Alya pamit ya." Gadis itu menyalami wanita yang ada di depannya.
"Iya hati-hati. Terimakasih ya udah jenguk Yanuar."
"Sama-sama, Tante."
"Berani pulang sendiri?" tanya mama Yanuar memastikan.
"Berani kok, Tan."
"Yanuar anter ya mah?" tanya Yanuar.
"Udah nggak usah. Lo istirahat aja biar cepet sembuh, minggu depan ulangan." Bukan mamanya yang menjawab melainkan Alya.
Yanuar menatap mamanya, meminta persetujuan akan niatnya. Namun lagi-lagi tidak sesuai harapan, mamanya menyetujui ucapan Alya. Yanuar hanya bisa menekuk bibirnya.
******
Terimakasih sudah membaca. Bagaimana untuk chapter ini? Jangan lupa vote dan komen, ya!
Follow instagram @unayastory untuk mendapatkan informasi update dan cerita lainnya.