Ending

55 6 7
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****


Pagi ini seluruh siswa berada di depan kelasnya masing-masing, ada yang duduk di bangku ataupun sekedar berdiri dan berjalan-jalan, sambil menunggu orang tuanya yang belum datang, mereka juga menunggu untuk dipanggil ke lapangan untuk mendengar pengumuman dari lomba-lomba yang dilaksanakan beberapa hari lalu.

Sebagai siswa memilih untuk menyapu ulang ruang kelasnya yang sebenarnya sudah dibersihkan kemarin. Ya bagaimanapun, demi kenyamanan orang tua mereka.

Suasana kantin cukup ramai pagi-pagi begini, ada yang berniat untuk di tempat itu sampai jam pulang sekolah karena takut orang tua nya akan marah melihat nilainya yang mungkin tidak sesuai ekspetasi mereka, ada yang membawa adiknya untuk jajan, dan banyak juga yang sekedar lewat karena gabut.

Meja pojok kantin sudah terisi oleh empat belas siswa-siswi yang berasal dari jurusan yang sama namun kelas yang berbeda, ya, siapa lagi kalau bukan Alya, Yanuar, dan teman-temannya. Mereka semua memang sudah kembali akur sejak Alya dan Yanuar baikan. Sebenarnya mereka pun tidak pernah saling menjauh ataupun ada masalah, mereka hanya menghargai Alya dan Yanuar saat itu. Terlihat jelas, masing-masing dari mereka tersenyum bahagia karena bisa bersama-sama lagi, karena sejujurnya mereka saling rindu, terutama canda tawanya.

"Akhirnya, kita balikan guys, kangen banget gue" ucap Brian dramatis.

"Lebay banget," cibir Laura.

"Soalnya kangen banget sama lo, Ra. Kemarin curhat sama gue," adu Gerald.

Sial. Gerald benar-benar membuatnya malu seketika. Benar-benar tidak bisa menjaga rahasia. Tetapi bukan Brian namanya jika tidak membalas dendam.

"Gerald suka sama Nadira tuh, mau nembak tapi takut ditolak," ujar Brian.

"Seorang Gerald takut di tolak?" tanya Ferdy tidak menyangka. Biasanya Gerald yang paling percaya diri jika menyangkut menembak perempuan.

"Soalnya Nadhira beda katanya." Arya menimpali.

Brian tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi Gerald yang menahan malu. Terbayar sudah apa yang ia rasakan akibat ucapan Gerald.

"Sip. Kita seri," putus Brian.

"Mending kalian pesan makanan," usul Dara.

"Kok kita?" sewot Brian dan Gerald bersamaan.

"Daripada ribut mulu." Freska menyetujui ucapan Dara.

"Ya udah. Apa?" Gerald mengalah.

"Aduh, Gerald baik banget deh," puji Alya.

FRIENDZONE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang