Yanuar memasuki kafe dengan santai. Mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang tadi menyuruhnya untuk bertemu. Yanuar segera berjalan menuju orang tersebut dan ternyata orang itu bersama teman-temannya."Ada apa?" tanya Yanuar to the point. "Duduk dulu," ucap Dara. Ya orang yang menyuruh Yanuar adalah Dara dan teman-temannya.
Yanuar mendudukan dirinya di bangku yang kosong. Meminum minuman yang terletak tepat di depannya.
"Anjir minuman gue, belum juga gue minum," sewot Laura.
"Sorry," ucap Yanuar dengan watadosnya.
"Jadi gini," Dara menggantung ucapannya membuat Yanuar menaikkan sebelah alisnya.
"Kita mau minta tolong sama lo," kata Dara.
"Tolong apaan?"
"Em, besok kan Alya ulang tahun," Dara menggantungkan ucapannya lagi.
"Ck, cepetan aelah." Yanuar geram dengan Dara yang selalu menggantungkan ucapannya.
"Lo bisa bantuin kita buat ngasih surprise kan?" tanya Arsa.
"Kenapa harus gue?" Yanuar menyerit heran.
"Lo kan yang deket sama Alya." Laura ikut-ikutan bicara setalah menyelesaikan acara makannya.
"Ya terus?"
"Bantuin kita kasih surprise ya," mohon Dara.
"Kalau besok gue nggak janji, mungkin lusa."
"Tapi lo bisa kan?" tanya Freska ragu.
"Ya, bisa, mungkin," jawab Yanuar lebih ragu.
"Please," pinta Tesya.
Yanuar tampak berpikir membuat mereka yang menunggunya merasa kesal. Apa susahnya bilang bisa!
"Ntarlah gue pikir dulu, ntar gue chat kalian," kata Yanuar lalu meninggalkan mereka yang hampir saja marah.
"Heran gue," Laura menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kok bisa Alya suka sama orang kaya dia," ucap Nadira terheran.
"Yaudah yuk balik," ajak Freska.
"Yang bayar siapa?" tanya Tesya.
Mereka semua menatap ke arah Arsa membuat yang ditatap merasa kesal. Yang makan siapa yang bayar siapa! Kini mereka sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
*****
Alya merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Memikirkan bagaimana ulang tahunnya besok. Apakah teman-temannya hanya becanda atau memang mereka akan menepati janjinya.
"Lah nggak mungkin juga," ucapnya lirih.
"Dia aja udah jauhin gue."
"Pasti mereka cuma becanda."
"Atau mungkin mereka nepatin?"
Merasa tidak penting memikirkan hal itu, Alya mengambil buku-bukunya dan mengecek PR untuk besok. Ternyata tidak ada satupun PR yang ia kerjakan padahal besok ada pelajarannya semua.Alya meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Membuka room chat dengan grup yang beranggotakan teman-temannya. Tumben grup sepi, batinnya.
PRIVATE
AlyaNiaraR
Woy bagi PR!!
ArsaNFrzn
Yg mn?AlyaNiaraR
SemuaArsaNFrzn
Gw blm

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [LENGKAP]
Подростковая литература[LENGKAP] ~Disaat yang dianggap lebih dari seorang teman ternyata tidak lebih dari sekedar sahabat dekat~ Mustahil, tidak ada perasaan antara dua sahabat laki-laki dan perempuan. Sayangnya tidak semua perasaan bisa diungkapkan dan singgah pada hati...