Pingsan

207 32 12
                                    


Senin pagi sudah menjadi kegiatan rutin setiap sekolah untuk upacara bendera, termasuk SMA Bina Bangsa. Seperti saat ini, semua murid dengan khidmat nya mengikuti upacara. Sudah hampir dua puluh menit upacara dilakukan. Terik matahari membuat para peserta upacara menyipitkan matanya juga beberapa memilih untuk menunduk.


Beberapa dari mereka yang tidak sarapan ataupun sudah tidak enak badan sudah mengundurkan diri dan menuju UKS, beberapa diantaranya pingsan. Seperti saat ini, tiba-tiba tubuh Alya terhuyung ke belakang, tepat sebelum jatuh, Alya sudah ditangkap Yanuar. Dengan segera laki-laki itu menggendongnya, diikuti petugas PMR yang awalnya berniat membawa Alya ke UKS.

Petugas disana segera membuatkan teh manis hangat, saat Yanuar datang dan membaringkan Alya di brankar yang kosong, teh itu diletakan di nakas. Yanuar diam-diam melangkah ke kantin, membeli bubur untuk dimakan Alya saat bangun nanti. Ia yakin gadis itu tidak sempat sarapan karena gadis itu berangkat lebih awal.


Laki-laki itu memutuskan untuk tetap di UKS menemani Alya, karena upacara akan segera selesai, laki-laki itu mendengar pembawa acara membacakan susunan acaranya. Lima belas menit Alya pingsan. Saat membuka matanya Alya terkejut karena ada Yanuar sedang memandang wajahnya. Gadis itu duduk, dibantu oleh Yanuar.

"Udah mendingan?" Alya mengangguk.

"Ini minum dulu." Yanuar menyerahkan teh manis hangat yang dibuatkan petugas tadi.

"Makan, ya. Lo pasti belum sarapan kan?" ucapnya sambil menyodorkan sendok. Alya mengangguk.

Alya yang diperintahpun langsung memakan makanannya.

"Gue sendiri aja, Yan. Lo ke kelas aja. Jam pertama bu Agnes kan?" Alya meminta mangkuk yang ada di tangan Yanuar.

"Nggak usah, gue aja. Bu Agnes ada rapat, tadi Randy chat."

Laki-laki itu menyuapinya lagi.

"Sia-sia dong tadi malem," ledek Alya.

"Sedikit. Nggak terlalu sia-sia, soalnya gue jadi makan sop ayam nya bi Inah."

"Padahal udah sampai mohon-mohon," ledek Alya lagi.

"Ledek terus." Yanuar kesal. Alya tertawa melihatnya.

Selesai makan Alya hendak turun dari brankar untuk mengikuti pelajaran.

"Disini aja, lo belum sembuh."

"Gue mau ikut pelajaran," Alya bersikukuh pada pendiriannya.

"Jam pertama sampai istirahat kelas lo juga kosong, lagian lo juga belum sembuh," Yanuar mencegahnya.

"Tau dari mana lo? Lagian gue juga udah sembuh," Alya melangkah menuju pintu UKS.

"Dari Laura."

"Tapi gue pengen ke kelas," rengek Alya.

"Oke kalo lo tetap maksa, gue anter lo sampai kelas," Yanuar menyusul Alya.

"Nggak usah, gue bukan anak kecil," tolak Alya.

"Gue gendong kalo ngga mau dianter, " ancamnya.

"Ya udah-ya udah terserah lo," pasrah Alya.

Mereka berdua berjalan beriringan sepanjang koridor. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka karena beberapa kelas sedang kosong jam pelajarannya. Berbagai macam tatapan, tapi mereka berdua mengabaikannya, tatapan mereka bukan hal yang penting.

FRIENDZONE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang