[LENGKAP]
~Disaat yang dianggap lebih dari seorang teman ternyata tidak lebih dari sekedar sahabat dekat~
Mustahil, tidak ada perasaan antara dua sahabat laki-laki dan perempuan. Sayangnya tidak semua perasaan bisa diungkapkan dan singgah pada hati...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
Acara class meeting kali ini adalah lomba-lomba antar kelas dan hari ini adalah jadwal lomba basket. Seluruh siswa sudah berkumpul di tepi lapangan untuk menonton pertandingan. Namun, juga ada beberapa yang memilih untuk menikmati makanan di kantin.
Berbeda dengan siswa yang memiliki untuk menonton ataupun makan di kantin. Alya dan teman-temannya memilih untuk tetap di kelas sambil menunggu kelas Yanuar lomba.
"Gila ih panas banget," keluh Dara sambil mengipas-ngipasi dirinya dengan buku milik Laura.
"Banyak dosa lo!" ucap Laura.
"Nggak ada hubungannya ogeb!"
"Ada lah, lo kan sering buat gue marah." tukas Laura.
"Ya terus?"
"Udah-udah, debat lo berdua malah buat tambah panas, udah-udah diem," omel Nadira.
Bukannya diam, Laura dan Dara malah saling menyalahkan. Teman-temannya pun hanya bisa geleng-geleng kepala. Memang diantara mereka hanya Laura dan Dara yang sering berdebat, namun mereka berdua juga lah yang paling kompak.
Alya sibuk dengan ponselnya membalas beberapa chat dari Nathan yang menurutnya sangat tidak penting. Bagaimana penting? Chatnya hanya seputar tanya sudah makan atau belum. Awalnya ia hanya membacanya saja, namun bukannya berhenti, malah Nathan chat lagi.
Nathan
Susah banget balas chat gue?
Iya susah banget.
Sok sibuk banget, padahal juga nggak ada yang chat.
Enak aja, yang chat gue banyak kali, emang lo?
Sebenernya banyak yang chat gue, tapi nggak gue bales.
Alya hanya membaca chat terakhir Nathan. Baginya sangat tidak penting meladeni manusia seperti Nathan. Bisa-bisa moodnya berantakan jika merespon Nathan terus.
*****
"Untuk tim basket kelas sebelas IPS 3 diharapkan untuk bersiap-siap." Suara pengumuman terdengar seantero sekolah.
Alya yang mendengar langsung berdiri. Ia keluar dari kelas, berdiri di depan pintu dan melihat sekeliling. Lebih tepatnya melihat ke kelas XI IPS 3. Disana Yanuar sedang duduk di bangku sambil menunduk, mengikat tali sepatunya.
Alya langsung memasuki kelasnya kembali. Mengajak teman-temannya untuk keluar kelas menuju lapangan. Namun sebelum itu Laura mengajak mereka pergi ke kantin untuk membeli minuman dingin, dan beberapa makanan ringan.
Sudah lima belas menit, kelas sebelas IPS 3 sudah berada di lapangan, begitupun kelas sebelas IPA 5, kelas yang akan bertanding dengan kelas IPS 3. Alya sudah duduk manis dengan teman-temannya di tepi lapangan.