Pulpen

26 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****



Setelah selesai membeli buku, Alya dan Laura memilih untuk berjalan memutari sekolahan karena jam pelajaran masih sekitar setengah jam lagi. Saat sampai di kantin mereka memutuskan untuk membeli air mineral dan ternyata Dara, Tesya, dan yang lainnya sedang ada di sana jadi mereka memutuskan untuk bergabung.

"Eh Al, tau nggak?" tanya Dara.

"Nggak lah."

"Ya nggak usah di jawab, gue kan mau cerita," sewot Dara.

"Gue kira mau tanya."

"Apaaan?" tanya Tesya yang sepertinya tidak sabar dengan cerita Dara.

"Yanuar masih sama Nabila nggak sih?"

"Masih."

"Loh?" Arsa sedikit Ragu dengan jawaban Alya.

"Ya masih, beberapa hari lalu Yanuar post foto Nabila kan?" timpal Laura.

Mendengar itu Dara langsung menceritakan apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar saat dirinya dan Arsa sedang membeli boba kemarin.

"Jangan-jangan?"

"Tapi masa iya? Secara kalo gue lihat mereka kek akur gitu." Nadira menolak dugaan itu.

"Lo liat dimana?" tanya Freska.

"Apanya?"

"Mereka akur."

"Postingan instagram."

*****

Pelajaran pertama dimulai. Semua yang ada di ruang kelas menyiapkan buku dan alat tulisnya, termasuk Alya. Ia sudah mengeluarkan buku pelajarannya namun ia kehilangan pulpennya.

Bisa-bisanya saat dibutuhkan malah menghilang. Ia segera menggeledahnya namun tetap saja tidak ada. Akhirnya ia meminjam milik Tesya, untung saja Tesya membawa lebih dari satu pulpen.

Mereka mulai mencatat apa yang diucapkan bu guru di depan kelas hingga menjawab beberapa soal yang juga diberikan oleh bu guru. Hingga pelajaran selesai, Alya masih menggunakan pulpen milik Tesya, untung saja catatannya tidak terlalu banyak jadi tintanya tidak langsung habis.

Saat pelajaran Alya mengingat-ingat dimana kira-kira pulpennya hilang dan ia teringat pagi tadi ia menggeledah tasnya di parkiran. Ia berharap pulpennya itu jatuh dan masih ada di sana. Sudah jam istirahat, ia mengajak Arsa untuk pergi ke parkiran mencari pulpennya. Sebenarnya ia bisa saja membelinya, namun siapa tahu pulpen itu ada di sana.

Masih di koridor kelas sebelas, lebih tepatnya di depan kelas IPS 3 Alya dipanggil oleh seseorang yang sedang duduk di kursi yang tersedia di depan kelas itu. Alya berbalik menghadap orang yang memanggilnya.

FRIENDZONE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang