Nathan memandang lurus ke depan. "Pasti tambah susah, yah?" tanya Nathan seolah dia tau apa isi pikiran Alya."Susah banget. Selalu kayak gini, Nath." Alya sudah tidak kaget lagi dengan Nathan yang selalu bertanya tepat sasaran. "Gue harus apa?" Wanita berambut panjang itu kini mengalihkan pandangannya kepada Nathan. Pertanyaan itu membuat Nathan menundukkan wajahnya, dan setelahnya ia menatap Alya. Memandang wajah cantik itu cukup lama.
"Gue nggak tau." Nathan menghadap ke pantai lagi.
"Sialan! Gue kira mau ngasih solusi." Alya menepuk keras bahu Nathan.
"Sakit, Al," keluh Nathan.
"Lebay, lo!"
Lagi-lagi mereka terdiam. Bukan canggung, hanya saja rasa kesal Alya yang membuatnya diam dan Nathan yang sedang berpikir untuk mencari jawaban dari pertanyaan wanita disampingnya.
"Harusnya lo bisa ngambil keputusan," celetuknya.
"Keputusan?"
"Keputusan untuk memperjuangkan atau melepaskan."
"Apa itu harus?"
"Harus. Apa lo mau terus-terusan di status yang gak jelas?"
Alya terdiam, ucapan Nathan benar. Mau sampai kapan dia berada dalam ketidakjelasan ini. Ingin memperjuangkan namun mereka sahabat ditambah Yanuar yang sudah memiliki Nabila. Ingin melepaskan namun sikap Yanuar selalu saja membuat tidak bisa melepaskan. Ia bingung sekarang.
*****
Nathan sudah duduk di meja makannya bersama kedua temannya dan Yanuar. Mereka sudah selesai makan sekitar lima menit lalu. Rangga dan Dino memilih untuk pergi ke toilet dan meninggalkan kedua bersaudara itu.
"Sebenernya mau lo apa sih?" tanya Nathan tiba-tiba tanpa basa-basi.
"Nggak usah pura-pura bego. Maksud lo deketin Alya apaan?!" lanjutnya.
"Emang salah gue deket sama Alya? Dia sahabat gue, Nath." Yanuar menjawab dengan santainya.
"Nggak ada salahnya deket sama sahabat. Tapi lo mikir nggak sih? Lo punya Nabila dan lo terus deketin Alya seolah lo itu suka sama Alya. Kalo Alya salah paham gimana?"
"Salah paham?"
"Lo pasti tau kalo sahabatan cewek dan cowok pasti akan ada salah satu yang suka dan jatuh cinta."
"Maksud lo--"
Suara dering telfon milik Nathan memotong ucapan Yanuar. Setelah mematikan telfon dari Daniel, Nathan meninggalkan Yanuar begitu saja tanpa berpamitan.
*****
Setibanya di hotel, Yanuar langsung bergegas untuk membersihkan diri, saat sudah membersihkan diri, laki-laki berbaju putih polos itu membersihkan sofa lalu mendudukinya. Yanuar masih memandangi kamera yang menampilkan foto-fotonya dengan Alya saat di Pantai Pandawa.
Lo pasti tau kalo sahabatan cewek dan cowok pasti akan ada salah satu yang suka dan jatuh cinta.
Ferdy yang melihat Yanuar melamun pun menepuk bahunya agak keras membuat sang empunya kaget.
"Diliatin mulu, nggak bosen?"
"Nggak."
"Awas nanti suka," ucap Wirdan yang baru saja datang. Ia langsung duduk di kasur menghadap kedua temannya.
"Apa bener kalo sahabatan cewek sama cowok bakal ada salah satu yang suka?" tanya Yanuar.
"Kenapa lo? Suka sama Alya?" tanya Ferdy.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [LENGKAP]
Dla nastolatków[LENGKAP] ~Disaat yang dianggap lebih dari seorang teman ternyata tidak lebih dari sekedar sahabat dekat~ Mustahil, tidak ada perasaan antara dua sahabat laki-laki dan perempuan. Sayangnya tidak semua perasaan bisa diungkapkan dan singgah pada hati...