Chap 7

1.2K 120 28
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide terinspirasi dari manga tapi thor lupa judulnya
Yang pasti hanya terinspirasi saja
Genre : cinta, persahabatan, gender bender
Pair : sasusaku, naruhina, narusasu, narufemsasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime
Terkadang ooc
Cerita abal - abal dan gaje
Typo bertebaran





Happy reading










Seperti biasa, setelah menunaikan tugasnya sebagai model, Sasuke pasti akan diantarkan pulang oleh sang pangeran tampan tercinta. Oke. Hubungan mereka hanya sebatas teman satu kelas, model dan desainer. Tidak lebih meski salah satu dari mereka menginginkan lebih dari hubungan yang hanya sekedar teman biasa. Namun gender yang sama membatasi usaha Naruto yang diam - diam telah jatuh cinta pada pandangan pertama sosok pemuda berambut ekor ayam itu.

"Terimakasih, Naruto. Kau telah mengantarku. Padahal tidak usah. Dan juga..makanan ini.. Kenapa kau membelikannya untukku?" Sasuke turun dari mobil bersama Naruto selaku sopir dadakan yang mengantarnya. Bisa saja Naruto meminta sopir pribadinya untuk mengantarkan Sasuke pulang. Tapi ia jadi tidak bisa modus.

"Tak masalah. Anggap saja sebagai upah tambahan dariku. Oh ya, uangnya sudah masuk ke rekeningmu, kan, teme?" Naruto mendekati Sasuke untuk mengecek saldo yang ada di rekening si manis itu.

Sasuke mengeluarkan ponselnya kemudian mengecek rekeningnya. Seketika matanya terbelalak. "Heh, dobe! Apa kau gila? Ini banyak sekali!" Sasuke terkejut dengan jumlah uang yang ia dapatkan sebagai model Naruto. Ia tampak senang.

"Ah.. Itu tak seberapa dengan usahamu yang mau bercrossdressing. Hehe." Naruto salah tingkah dengan pujian dan melihat senyuman Sasuke.

"Aku sudah tidak bercrossdressing lagi kok, eh..lupakan yang baru aku katakan. Aku masuk dulu," ucap Sasuke masuk ke dalam rumahnya.

Naruto hanya melambaikan tangan dengan ekspresi wajah yang mengenaskan. 'Begini ya rasanya kalau nganterin pacar pulang. Sayangnya si teme pacar orang. Huh. Nasib nasib,' umpat Naruto dalam hati sebelum pergi meninggalkan kediaman Sasuke.


Sesampainya di kediaman Namikaze. Naruto langsung melesat masuk ke dalam kamarnya yang sangat luas yang ia jadikan sebagai ruangan ia bekerja. Mendesain pakaian serta menjahitnya. Jika rancangannya laris terjual dan banyak yang memesan maka Naruto akan meminta para pekerja yang berada di tempat lain untuk menjahit pakaian yang dipesan. Terdengar sangat sibuk namun begitulah Naruto. Ia berusaha membagi waktu antara belajar dan berbisnis.

Tok tok. Suara pintu kamar Naruto diketuk dari luar.

"Masuk," kata Naruto yang sedang sibuk beres - beres.

"Nak, apa kau perlu bantuan? Ibu bersedia membantumu," ujar Kushina, ibu Naruto.

Naruto tersenyum. "Tidak usah, bu. Sebentar lagi juga selesai."

Sang ibu duduk di kursi yang ada di dekat Naruto. "Gadis yang jadi modelmu cantik sekali ya. Kau pintar dalam memilih model."

"Gadis? Maksud ibu, Sasuke?" Sang ibu menganggukkan kepalanya. "Sasuke itu laki - laki, bu. Wajahnya saja yang cantik. Dalamnya laki," sanggah Naruto dengan nada kecewa.

Kushina tersenyum. Ia menepak punggung Naruto. "Mata ibu masih normal, nak. Sasuke itu perempuan. Coba nanti kau pastikan lagi. Oke. Ibu ke luar lagi ya. Jangan kecapekan dan jangan lupa peermu." Ia mencium pipi Naruto.

"Ya terserah ibu saja." Naruto tersenyum miris.

"Selamat malam. Jangan begadang ya, sayang." Kushina pun ke luar dari dalam kamar putra semata wayangnya yang telah menjadi pengusaha muda.

Awas Ada Naruto! Prikitiew!(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang