22. Perkara Nembang

2.8K 640 33
                                    

Demi kepentingan tugas akhir Bahasa Jawa seperti yang pernah dijelaskan Annisa sewaktu menjenguk gue tempo hari, maka hari ini gue dan Renjun memutuskan untuk mengerjakannya. Mau nggak mau gue memang tetap harus satu kelompok dengan Renjun, karena sialnya kami nggak diperbolehkan untuk bertukar kelompok.

"Ini gimana? Aku beneran nggak ngerti nembang, Njun." ucap gue pasrah sambil menelungkupkan kepala di meja depan sofa. Sadar nggak sadar, karena sering berinteraksi dengan orang-orang yang komunikasinya menggunakan panggilan aku-kamu, kadang-kadang gue juga jadi terbawa pakai aku-kamu. Barulah kalau tiba-tiba sadar langsung kembali lagi ke mode gue-lo.

Renjun meletakkan buku catatannya. "Karena nembang-nya bebas, kita cari yang mudah aja iramanya, terus nanti tinggal dibuat liriknya." jelas Renjun kemudian.

Posisinya saat ini kami sedang berada di rumahnya Renjun. Setelah selesai mengajar les Bahasa Inggris si kembar siang tadi, gue dan Renjun langsung melanjutkannya dengan berdiskusi mengenai tugas ini. Kami duduk berhadapan di ruang tamu dengan ditemani Aisha yang masih melanjutkan perkerjaan rumahnya yang belum selesai. Lagi pula mana mungkin Renjun mau berduaan saja dengan gue di sini. Namanya berkhalwat kalau kata Arga.

Gue mengusap wajah dengan frustasi. "Sumpah ya, Njun. Aku beneran nggak ngerti. Boleh numpang nama aja nggak, sih?" ucap gue berusaha memohon.

Alis Renjun seketika menyatu. "Nggak, lah. Lagian ini ujian praktek, gimana caranya kamu mau numpang nama doang?"

Lagi-lagi gue mendengus dan menelungkupkan kepala di atas meja. Hanya karena tugas praktek ini saja rasanya gue mau stress sampai gila. Gue benar-benar nggak mengerti Bahasa Jawa.

"Nih, baca ini dulu biar tahu gambaran tembang macapat itu kayak gimana." kata Renjun sambil menyodorkan ponselnya di depan gue.

Gue mendongak dan dengan malas meraih ponsel itu. Kemudian mulai membaca artikel yang dia cari di internet tentang tembang macapat, dengan posisi kepala masih bertumpu di meja.

Tangan gue masih sibuk menggulir layar sambil membaca tulisan demi tulisan di artikel tersebut. Oke, tembang macapat jumlahnya ada 11 jenis, mulai dari Mijil sampai Pocung. Untuk penjelasan singkatnya, kurang lebih dari satu tembang ke tembang lainnya itu menceritakan tentang perjalanan hidup manusia dari alam kandungan sampai kematian kelak.

"Asmarandana menarik nih." ucap gue dengan mata yang masih fokus di layar ponsel. Gue sedikit tertarik jenis tembang ini karena Asmarandana menceritakan tentang fase anak muda yang sedang dimabuk asmara. That's me, kepada Huang Renjun, hehe.

Renjun berpikir sejenak sebelum menjawab, "Tapi aku prefer ke Gambuh sih, Sa."

"Kenapa?"

"Asmarandana itu lebih menceritakan tentang kisah cinta anak remaja yang sedang dimabuk asmara, jadinya malah nggak beda jauh sama budaya pacaran. Sedangkan Gambuh lebih ke pemantapan hati kepada calon menuju ke jenjang yang lebih serius, seperti pernikahan." jelas Renjun.

Gue terdiam sampai speechless mendengar jawaban Renjun. Kenapa hal sesepele memilih jenis tembang macapat untuk tugas saja hawanya jadi seserius ini?

"Gue ngikut aja deh. Lagian gue nggak ngerti juga mana yang Asmarandana mana yang Gambuh." ucap gue menyerah pada akhirnya.

"Oke, jadinya Gambuh, ya?" Gue mengangguk. "Siniin HP-ku, sekarang kamu cari aja di youtube tembang Gambuh itu lagunya kayak gimana, sambil dipelajari. Biar aku aja yang buat liriknya." lanjut Renjun.

Lagi-lagi gue hanya mengangguk dan segera melaksanakan perintah Renjun. Gue pun segera memutar satu video di kanal youtube tentang tembang Gambuh ini. Setelah satu kali putaran, gue menyadari kalau irama tembangnya memang cukup mudah, tapi tetap saja kalau untuk bahasanya itu nggak mudah sama sekali. Jangankan untuk nembang, sekadar berbicara Bahasa Jawa saja gue masih belepotan dan logatnya pun terdengar aneh. Jangan lupakan bahwa tembang macapat ini full menggunakan Bahasa Jawa halus dari awal sampai akhir.

Ada Sesuatu di Jogja (Renjun Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang