27. Ada Sesuatu di Jogja

2.5K 578 20
                                    

Liburan semester sudah usai. Nggak ada hal spesial lain yang bisa gue ceritakan mengenai liburan selama dua minggu itu. Gue hanya sibuk menghabiskan waktu di rumah sendirian, lagi.

Hari ini Arga akan memulai kehidupan barunya sebagai mahasiswa baru jurusan Teknik Pertambangan di salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta yang terkenal dengan motto Bela Negara-nya itu. Setelah mendaftarkan diri lewat jalur SBMPTN dengan dua pilihan, Teknik Elektro dan Teknik Pertambangan di dua kampus yang berbeda, ternyata pilihan kedualah yang lolos. Sedangkan gue sudah melewati hari-hari sebagai anak kelas dua belas hampir selama sebulan.

Memasuki hari pertama Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau yang biasanya disebut OSPEK, Arga sudah mempersiapkan segala kebutuhannya dengan matang. Mulai dari perintilan yang wajib dibawa saat OSPEK seperti papan nama, beberapa lembar kertas karton, sampai pakaian yang akan dipakai hari ini. Beruntungnya nggak ada perintah yang aneh-aneh.

Sialnya, mahasiswa baru Fakultas Teknik nggak diperbolehkan untuk membawa kendaraan bermotor pribadi ke kampus di hari OSPEK. Awalnya Arga mau diantar sama Om Yusuf, tapi qodarullah Om Yusuf terkena demam berdarah hingga harus masuk ke rumah sakit kemarin malam. Alhasil gue yang harus direpotkan untuk mengantar Arga ke kampus.

Sebelumnya gue sudah meminta Arga untuk memesan ojek online saja daripada meminta gue untuk mengantarkan, tapi kata dia kalau ada gue kenapa harus pesan ojek online? Sebenarnya gue nggak masalah kalau hanya mengantar dia pagi tadi saja, tapi sayangnya gue juga harus menjemput dia juga sore ini. Bayangkan, pagi tadi gue sudah mengantar dia dan berangkat sekitar jam setengah 5 karena OSPEK dimulai pukul 6 pagi, dan gue harus menjemput dia tepat pukul 5 sore di depan kampus. Huft, sudah cocok jadi driver ojek online ya gue.

"Di mana? Aku udah nunggu di gerbang utama nih," Gue berhenti tepat di depan gerbang utama. Di sini sangat ramai oleh mahasiswa baru yang sepertinya juga sedang menunggu jemputan.

"Ke gerbang timur, Sa. Aku nunggu di deket sini," ucap Arga di seberang sana.

Gue mendengus kesal. "Kenapa nggak bilang dari tadi sih? Tau gitu aku nggak perlu ke depan. Bentar, aku puter balik dulu."

Tadi pagi gue menurunkan Arga di depan gerbang utama, jadi gue pikir gue juga harus menjemputnya sore ini di sini. Dan sialnya Arga memang nggak berpesan tentang di mana lokasi dia menunggu saat mengirimkan pesan ke gue untuk menjemputnya tadi. Padahal letak gerbang utama ada di utara, jadi kalau gue datang dari rumah, otomatis gue akan melewati jalan di samping gerbang timur tempat di mana Arga menunggu tadi. Sedangkan tempat gue berada saat ini, di depan kampus, adalah jalan ring road satu arah. Jadinya kalau mau balik ke gerbang timur gue harus mencari tempat untuk putar balik terlebih dahulu.

"Nggak usah puter balik." cegah Arga sebelum gue benar-benar mengakhiri panggilan. "Kamu di gerbang depan, kan? Langsung lurus aja beberapa meter, terus nanti belok ke selatan ada gang kecil, lewat situ aja. Nanti langsung tembus ke jalan belakang kampus yang kamu lewatin tadi," jelas Arga.

"Oke, tunggu bentar."

Setelah menutup panggilan, gue segera melajukan motor melewati jalan sesuai dengan yang diinstruksikan Arga. Dan benar, kalau melewati gang kecil ini arahnya langsung menuju ke jalan belakang kampus, terus menuju ke gerbang timur. Setelahnya gue bisa langsung masuk ke area parkiran timur.

Sama seperti gerbang depan tadi, di sini juga ramai dengan mahasiswa baru yang menunggu jemputan dan juga orang tua yang mau menjemput anaknya, pun beberapa ojek online yang sepertinya juga menjemput pelanggannya. Gue memberhentikan motor tepat di depan pos satpam dan kembali menelpon Arga untuk menanyakan posisinya di mana. Sumpah ya, Arga benar-benar mererepotkan.

Ada Sesuatu di Jogja (Renjun Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang