30. How to Manage Your Love

2.5K 591 63
                                    

"Aku udah di depan, An." gumam gue sambil mengetikkan satu baris pesan singkat untuk Annisa. Dua menit kemudian, Annisa sudah muncul dari balik gerbang rumahnya dan menyapa gue singkat. "Ayo, Sa."

Minggu pagi ini, gue janji mau ikut Annisa untuk datang ke kajian setelah kemarin siang gue ditawari oleh dia. Ini bukan kajian intensif seperti yang pernah ditawarkan Annisa beberapa waktu yang lalu, tapi hanya kajian umum biasa. Awalnya gue ragu, tapi setelah teringat dengan kata-kata Arga waktu itu, jadilah gue mengiyakan ajakan dari Annisa. Toh, nggak ada salahnya untuk sekali-kali ikut datang ke kajian.

"Ini tempatnya?" tanya gue saat kami baru saja tiba di halaman sebuah masjid. Gue dan Annisa berangkat dengan berboncengan naik motor.

"Iya. Ayo masuk." ajak Annisa.

Masjid ini bukan masjid pusat atau masjid besar, hanya masjid sederhana yang ukurannya bahkan lebih kecil daripada masjid di kompleks rumah. Tapi meskipun masjid ini nggak seluas masjid di kompleks rumah, jumlah jamaah kajian yang hadir hari ini bahkan hampir memenuhi isi masjidnya. Maa shaa Allah.

"Assalamu'alaikum." ucap Annisa ketika kami baru menginjakkan kaki di beranda masjid, lalu langsung disapa oleh panitia kajiannya.

"Wa'alaikumussaam warahmatullahi wabarakatuh."

Gue diajak Annisa untuk mengisi daftar hadir terlebih dahulu sebelum masuk. Melihat dari daftar hadirnya, kebanyakan pesertanya berasal dari kalangan anak SMA, hampir 90 persennya. Sisanya adalah para anak kuliahan dan orang-orang yang sudah bekerja.

"Siapa, Nis?" tanya mbak-mbak penjaga presensi yang rupanya mengenali Annisa.

"Temen sekolah, Mbak. Namanya Risa."

"Ohh.. kenalin dek, nama Mbak Yustika." sapa mbak-mbak itu dengan ramah.

Gue tersenyum canggung tapi tetap membalas uluran tangan Mbak Yustika dengan ramah untuk bersalaman dan berkenalan. "Ah, iya, Mbak. Kenalin aku Risa."

Setelah mengisi presensi, kami diberi snack dan sebuah stiker oleh panitia. Kening gue langsung mengerut saat membaca tulisan yang tertera pada stiker berwarna merah muda berukuran kurang lebih tujuh sentimeter tersebut. "Kpopers Hijrah?"

"Iya, Risa. Kajian ini memang kolaborasinya Pekan Kajian Jogja dengan Kpopers Hijrah." jawab Mbak Yustika.

Sewaktu menerima ajakan untuk ikut berangkat kajian dengan Annisa, gue sama sekali nggak menanyakan materi kajiannya nanti tentang apa. Gue juga nggak tahu kajian ini diadakan oleh siapa dan dalam rangka apa. Gue benar-benar hanya mengikuti Annisa saja untuk datang ke sini. Dan ketika gue meihat tampilan layar LCD yang terpancar di depan sana, gue baru sadar kalau ternyata tema kajiannya itu tentang, "How to Manage Your Love." Tapi alih-alih tertarik dengan materi kajian yang agaknya cocok untuk gue saat ini, atensi gue dari tadi justru terfokus pada stiker ini. Kpopers Hijrah? Apa maksudnya Kpopers Hijrah? Apa peserta di sini semuanya kpopers, ya?

Gue menggelengkan kepala. "Mana ada kajian kayak gitu? Lagipula Annisa aja nggak ngerti soal KPop." batin gue.

"An, ini maksudnya apa?" tanya gue sambil menunjukkan stiker itu. 

Annisa terseyum simpul. "Dengerin dulu aja kajiannya. Nanti kamu juga paham sendiri kok."

Gue mengangguk. Untuk saat ini memang lebih baik gue memilih diam dan mencoba mulai fokus dengan kajian yang akan dimulai sebentar lagi ini.

Ini adalah pertama kalinya gue menghadiri kajian umum. Bukan pengajian seperti yang ada di kampung-kampung, yang biasanya diisi oleh ustadz yang sudah berumur dan dihadiri oleh bapak-bapak dan ibu-ibu. Ini murni kajian khusus untuk anak muda. Peserta yang hadir pun seperti yang sudah gue katakan diawal tadi, mayoritasnya para remaja dan tentunya semuanya perempuan.

Ada Sesuatu di Jogja (Renjun Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang