15. Berkah Puasa Arafah

2.7K 633 9
                                    

Hari ini badan gue rasanya sangat lemas hanya karena gue sedang berpuasa. Besok adalah Hari Raya Idul Adha makanya gue diminta oleh Kakung untuk ikut menjalankan puasa arafah. Itu sebabnya gue jadi nggak bersemangat hari ini, karena gue nggak terbiasa puasa. Jangankan puasa sunnah, puasa ramadhan yang hukumnya wajib saja gue sering bolong-bolong meskipun lagi nggak berhalangan.

Jam istirahat pertama ini gue habiskan di kelas untuk bermain ponsel sampai bosan. Beralih dari satu aplikasi satu ke aplikasi lain yang isinya juga sebenarnya sama saja, hampir 80 persennya adalah tentang korean waves. Sampai satu pesan masuk dari Adel mengalihkan atensi gue.

Adelele

WOY MISKA

miska siapa anjir?!

wkwk
heh, lo balikan sama kak haris?

kepo

gitu ya lo sama gue?

hahaha
gue baikan, bukan balikan

MASA NGGAK BALIKAN? BOHONG BANGET
LIAT AJA SEBULAN LAGI JUGA BALIKAN

apaan sih capslock lo
siapa yang balikan?

LO LAH WKWKWW
liat aja sebulan lagi pasti balikan

sok tahu banget lo
tapi lo kok tahu gue dah baikan sama kak haris?

tadi ketemu di kantin terus dia nanyain lu

terus?

ya gue bilang lo di jogja gitu
terus dia nanya banyak lah males gue jelasin

ok gan trims infonya

ajg

ajegile maksudnya
nggak ngomong kasar gue

ok


Gue terkekeh membaca balasan pesan dari Adel. Anak ini tingkahnya ada-ada saja.

Oh iya, meskipun ini nggak penting tapi sepertinya gue harus sedikit memberikan informasi. Kak Haris itu adalah kakak kelas sekaligus mantan yang pernah gue sebutkan beberapa waktu yang lalu. Gue sama Kak Haris belum lama putusnya, baru hitungan empat bulan ini. Kami berdua saling mengenal sejak gue masuk SMA di masa-masa MOS. Kak Haris waktu itu kebetulan menjadi pembimbing kelompok gue. Dua bulan setelahnya kami pun resmi berpacaran. Kami berdua memutuskan untuk selesai sebenarnya hanya karena salah paham. Tapi setelah dipikir-pikir hubungan itu memang sudah nggak bisa dilanjutkan lagi, terlebih gue sekarang jauh dari dia. Gue nggak bisa berhubungan jarak jauh.

---

"Nanti sore Kakung buka bersama di Masjid sama pengurus takmir, Nduk. Risa di rumah sendiri ndak pa-pa? Atau nanti buka di rumah Om Yusuf ya, Nduk." jelas Kakung saat gue baru saja sampai di rumah dan menyalami Kakung.

"Uti juga ikut, Kung?" tanya gue.

Kakung mengangguk. "Uti juga sama rombongan ibu-ibu pengajiannya, Nduk. Ndak pa-pa, to?" 

"Nggak pa-pa, Kung. Gampang. Nanti Risa bisa ke rumah Arga atau kalau enggak nanti Risa beli aja buat bukanya." jawab gue.

"Ya sudah, ini buat Risa kalau mau jajan nanti." ujar Kakung seraya mengulurkan uang kertas lima puluh ribuan dua lembar.

Ada Sesuatu di Jogja (Renjun Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang