38. Surprise!

1.9K 475 48
                                    

Author point of view.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu kamar Risa yang terdengar pelan itu mulai menginterupsi pendengarannya. Kemudian dengan secepat mungkin dihapusnya jejak-jejak air mata di pipi. Setidaknya, jangan sampai ada yang tahu kalau dia menangis. Setelah menghembuskan nafas panjang lalu dia beranjak dari duduknya dan berjalan gontai ke arah pintu.

Sebelum tangannya benar-benar menyentuh kenop pintu, kembali diusap wajahnya agar tak ada lagi jejak-jejak air mata yang membekas. Dia yakin sekali, menangisi Adel hampir selama dua jam tentu membuat matanya memerah dan bengkak.

"SURPRISE!!!" ucap seorang di depan pintu—yang kehadirannya tak disangka oleh Risa—lengkap dengan senyum lebarnya.

"Papa?!"

Tanpa aba-aba Risa langsung memeluk Papanya. Ya, dia rindu. Entah sudah berapa bulan sejak lebaran waktu itu dia tidak bertemu dengan Papa. Sungguh, kedatangan Papa langsung membuat Risa lupa bahwa beberapa menit yang lalu dia masih menangis. 

"Kok Papa bisa di sini?" tanya Risa sesaat setelah melepas pelukannya.

"Mata kamu kenapa merah, Sayang? Habis nangis?" Papa malah bertanya balik.

"E-eh, enggak kok. Risa habis bersih-bersih, tadi kelilipan." katanya berbohong.

Meskipun Papanya tahu bahwa Risa berbohong, tapi untuk saat ini dia iyakan jawaban Risa. Nanti, kalau suasana hatinya sudah membaik, anaknya pasti akan bercerita sendiri kepadanya tanpa diminta.

"Papa kenapa tiba-tiba kesini?" tanya Risa kembali.

"Mau ketemu anak Papa dong," jawab Papa sambil mengusak kepala Risa yang berbalut hijab.

Kini sudah menjadi kebiasaan bagi Risa, setiap keluar kamar untuk selalu memakai hijab. Karena terkadang, dengan tidak tahu dirinya Arga suka masuk ke rumah tanpa permisi. Jadi, untuk mengantisipasi Risa selalu memakai hijab setiap keluar kamar.

"Maksudnya.. kok bisa libur?"

"Ya bisa dong." ucap Papa sambil terkekeh.

"Ih, Papa mah. Aku tanya serius!"

"Bisalah. Papa dikasih libur tiga hari, jadi Papa manfaatkan buat liburan kesini deh."

Sambil berjalan menuju ke ruang tengah, Risa kembali bertanya, "Risa seneng sih Papa kesini, tapi emangnya Papa nggak capek?"

Setelah mendudukkan diri di sofa, beliau menjawab, "Papa udah kebal sama rasa capek." katanya sambil terkekeh.

"Dih, bapaknya siapa dah ini." jawab Risa kemudian berlalu ke dapur untuk membuatkan Papanya minum.

Papa hanya tertawa menanggapi ucapan anaknya. Melihat dari interaksi mereka, keduanya ini sepertinya lebih cocok terlihat seperti teman daripada Ayah dengan anak.

"Kakung sama Uti kemana?" tanya Papa setelah Risa kembali dengan secangkir teh hangat.

"Kakung ke sawah, Uti bantu acara hajatan tetangga."

"Oh iya, Papa gimana caranya bisa masuk rumah tadi?" lanjut Risa.

"Lah, pintunya nggak kamu tutup."

"Wah masuk rumah orang sembarangan ini namanya!"

"Rumah ini pernah jadi rumah Papa juga ya sebelum jadi rumah kamu sekarang." tukas Papanya.

Keduanya kembali tertawa bersama. Entah karena hal itu benar-benar lucu atau hanya karena keduanya yang terlalu receh. Apapun itu bisa sangat menyenangkan asalkan sama Papa, begitu kata Risa.

Ada Sesuatu di Jogja (Renjun Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang