44. Graduation

2K 524 106
                                    

Setelah melewati segala jenis drama, ujian, dan puncaknya sudah menyelesaikan UNBK, tibalah hari ini, yaitu hari puncaknya kelas dua belas. Hari yang menjadi penanda tuntasnya wajib sekolah selama dua belas tahun. Ya, hari ini adalah hari perpisahan anak-anak kelas dua belas.

Siswa-siswi kelas dua belas yang semuanya sudah dinyatakan lulus seratus persen, berkumpul di gedung aula untuk menghadiri acara perpisahan bersama wali ataupun orangtuanya. Sedangkan anak-anak kelas sepuluh dan sebelas yang tergabung menjadi anggota OSIS turut membantu lancarnya pelaksanaan acara perpisahan. Pun juga dengan beberapa siswa yang siap tampil untuk memeriahkan acara perpisahan.

Gue memasuki area sekolahan dengan senyum yang tak luntur dari tadi. Papa yang berada di sebelah gue setia menggandeng tangan kanan anak perempuan satu-satunya ini. Setidaknya, meskipun gue nggak masuk sepuluh besar nilai kelulusan, tapi tetap saja nilai gue saat ini adalah yang terbaik kalau dibandingkan dari nilai yang kemarin-kemarin.

Senyum lebar juga tercetak disetiap wajah yang gue temui pagi ini. Wajah ceria Chandra, Juna, dan Nayla yang lolos SNMPTN di jurusan impian mereka, wajah ceria Jeje yang walaupun tak lolos SNMPTN tapi dia tetap menjadi si juara 1 dengan nilai kelulusan paling tinggi, dan wajah-wajah ceria yang tetap mensyukuri nikmat bisa lulus sekolah dan menyelesaikan pendidikan selama dua belas tahun ini. Nikmat sederhana yang kadang lupa disyukuri oleh sebagian orang.

Setelah mengisi buku absensi, gue dan Papa berpisah dan segera menempatkan diri di tempat duduk masing-masing. Kursi untuk tamu undangan dan orang tua disediakan tepat di depan panggung. Jadi, ketika proses wisuda berlangsung, mereka bisa melihat dengan jelas wajah anak-anaknya. Sedangkan kursi bagi para wisudawan disediakan di sisi sebelah kanan panggung untuk jurusan IPA, dan kiri panggung untuk jurusan IPS. Tempat duduknya pun sudah diatur sedemikian rupa, diurutkan berdasarkan absen setiap kelas untuk memudahkan urutan saat prosesi wisuda nanti.

Gue mendudukkan diri pada kursi dengan nama 'Marisa Rahma Alifa' di bagian sandarannya. Murid-murid kelas gue sendiri saat ini banyak yang belum datang, masih ada beberapa kursi yang kosong, termasuk kursi di sebelah kiri dan kanan gue. Wajar sih, acaranya masih akan dimulai sekitar dua puluh menit lagi.

Mata gue sibuk menyisir keadaan di sekeliling. Tentang bagaimana anak-anak dengan jas OSIS sibuk kesana kemari untuk mengurus persiapan acara. Tentang siswa kelas dua belas yang hari ini tampil rapi dengan setelan jas bagi yang laki-laki, dan kebaya bagi yang perempuan. Tidak ada kewajiban untuk mengenakan pakaian adat jawa hari ini, tapi kebanyakan siswi perempuan memilih untuk menggunakan baju kebaya. Karena gue nggak suka mengenakan pakaian yang terlalu ribet dan ketat, maka hari ini gue memilih untuk memakai gamis brokat berwarna navy dengan kerudung senada dan dibalut make up tipis untuk menambah kesan rapi namun nggak berlebihan.

Gue yang masih sibuk memperhatikan sekitar, fokusnya pun langsung teralihkan ketika kursi di sebelah kiri gue terisi oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Muhammad Renjun Alfansa. Laki-laki itu datang dengan setelan jasnya yang berwarna hitam, sangat terlihat rapi dan bersih. Sebenarnya setiap hari penampilan Renjun juga selalu rapi dan bersih, tapi kali ini dia lebih dari biasanya. Mungkin karena ini hari spesial. Ngomong-ngomong ini kali pertamanya gue melihat Renjun pakai jas, dan sudah jelas kadar ketampanannya jadi meningkat beberapa persen. Gue pun refleks memalingkan wajah dengan cepat ke arah kanan, berusaha menjaga degup jantung gue agar sebisa mungkin kembali normal dan bersikap biasa saja.

"Ini masih lama ya mulainya?"

Pandangan gue masih ke arah kanan, entah melihat apapun asal jangan melihat ke arah Renjun. Gue kalau udah salting susah jaga muka soalnya.

"Sa?"

Mata gue seketika terbelalak saat si empu memanggil nama gue. "Kamu.. ngomong sama aku?"

"Ya menurutmu?"

Ada Sesuatu di Jogja (Renjun Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang