13. Trip to B

3.1K 380 17
                                    

Minggu-minggu midterm dilewati anak-anak Neo High dengan lancar. Proses ujian berlangsung ketat; setiap siswa hanya boleh membawa maksimal tiga pena atau pensil, satu penghapus atau correction pen, dan satu papan ujian ke dalam ruangan. Saat mau masuk pun, mereka akan di periksa lagi; apakah ada contekan yang terselip di dasi, kerah baju, kaos kaki, dan tempat-tempat lainnya yang strategis.

Meskipun ditemukan contekan, mereka masih diizinkan masuk karena contekannya sudah disita. Tapi, masuknya juga gak berbarengan dengan siswa lainnya. Mereka yang kedapatan membawa contekan, baru boleh masuk ke ruang ujian setelah 30 menit berlalu.

Dan Jaemin sudah dua kali kedapatan membawa contekan. Rumus matematika dan fisika.

Kalau sampai ia ketahuan membawa contekan untuk yang ketiga kalinya, sudah sangat jelas orang tuanya akan dipanggil ke sekolah.

--

Penghuni 11A saat ini sedang berkumpul di titik temu yang sebelumnya sudah mereka diskusikan, menunggu temannya yang lain yang masih dalam perjalanan.

Jaemin cemberut melihat sang ibu yang sangat betah mengobrol dengan Lee Jeno di samping mobilnya. Jeno yang diajak bicara pun mendengarkan dengan seksama dan sesekali mengangguk.

"Tante minta tolong ya, Jen."

Jeno menganggukkan kepalanya. "Baik, tante!"

"Oi!" Jaemin menoleh sebentar ke Renjun, lalu kembali memperhatikan ibunya di seberang jalan. "Uwiihh ngapain tu nyokap lu sama si Jeno? Akrab bener."

Jaemin mencibir. "Carmuk, carmuk. Biasala carmuk."

"Siapa yang cari muka?" Imbuh Mark yang dari tadi duduk di atas rerumputan di sebelah Jaemin.

Jaemin melirok ke bawah. "Dapet cacingnya?"

"Ew. Cacing buat apaan?" Lucas menatap jijik wadah plastik yang berisikan tanah."

"Buat makanan elu nanti." Jawab Jaemin asal.

Setengah jam kemudian, seluruh siswa penghuni 11A sudah berada di dalam bus. Pembagian pasangan duduk, atau teman sebangku, dilakukan sesuai dengan teman sebangku di kelas.

Semua orang pada sibuk memainkan ponselnya, tak terkecuali Jaemin. Lalu, saat satu jam telah berlalu, Mark mengeluarkan gitarnya dan mulai memainkan melodi-melodi yang akan diketahui teman-teman yang lain.

Perjalanan pergi menuju puncak itu mereka lewati dengan senda gurau. Yang pacaran ya pacaran, yang lagi pendekatan saling melempar kalimat-kalimat flirty, yang jomblo kebanyakan memilih untuk tidur, dan yang lagi denial mencoba mendistraksi pikirannya. Seperti Jeno contohnya.

"Ey lu bawa apaan tu?!" Teriakan Lucas mengagetkan Jeno dari lamunannya.

"Sialan lo!" Desis Jeno.

Lucas nyengir. "Pigi lu sana. Gua mau duduk sama Hyunjin."

"Dih ogah."

"Gue teriak nih." Ancam Lucas, merujuk pada fakta bahwa Jeno adalah Alpha. 

Sebenarnya, Jeno tak masalah bila teman sekelasnya tahu jika ia adalah si Alpha di arena balap. Tapi, entah mengapa ia tidak mau Jaemin mengetahuinya.

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang