16. Fall apart

3.2K 358 17
                                    

Akhirnya, liburan singkat anak 11 IPA 2 pun mencapai puncaknya. Ini malam terakhir, dan mereka diminta berkumpul mengelilingi api unggun, untuk menyampaikan kesan pesan serta mengakrabkan diri dengan satu sama lain.

Jaemin menguap lebar dan mengeratkan selimut tipisnya ke tubuh. Ia sudah mengantuk. Seharian itu ia sudah banyak bergerak ke sana ke mari, membantu tetapi juga merusuh.

"Widiihhh uda pada siap lu semua? Siapa dah yang jadi babinya?" Celetuk Lucas saat ia bergabung dengan teman-temannya yang lain yang sudah duduk rapi mengelilingi api.

"Apa yang mau dicolong? Babi pun mau ngepet pilih-pilih ye."

"Iya kalo elu babinya." Ucap Renjun kepada Mark.

"Itu si Jaemin katanya mau." Mark menunjuk Jaemin dengan dagunya. Tangannya ia gosok-gosok kemudian ia tempelkan ke pipinya Renjun sambil cengengesan. "Anget gak?"

"Dih jijik. Gausah pegang-pegang gua!"

Jaemin mengangguki perkataan Mark. "Lumayan, nambah pengalaman. Mana tau nanti bisa gua tambahin ke CV."

"Bego banget sumpah."

--

Acara api unggun yang tadinya tenang berubah rusuh saat Aeri memberanikan diri dan mengungkapkan perasaannya kepada Hyunjin. Yeji, kembaran Hyunjin yang sifatnya bertolak belakang dengannya, hampir dibuat pingsan karena mendengar pernyataan cinta itu.

Ia sungguh tidak menyangka bila gadis baik-baik seperti Aeri akan jatuh ke pesona amburadul Hwang Hyunjin.

Lalu setelah Aeri, banyak teman-teman lain yang mulai melakukan hal yang sama. Ketika semuanya menunjukkan ekspresi terkejut, senang, dan bodoh, Jaemin hanya diam sambil mencibir.

"Gak ada apa, yang mau nyatain cinta ke gue?"

Seperti itu lah kira-kira gumaman-gumaman yang ia keluarkan.

"Eum. . . Aku sama Jeno, gak pernah bener-bener pacaran."

Sontak, ucapan Kina yang terdengar santai itu berhasil menarik perhatian semua teman kelasnya yang lain.

"Jelasin!" Teriak salah seorang yang entah siapa. Tapi dari bau-baunya, sepertinya sih Daehwi.

Kina melirik Jeno yang juga balik menatap ke arahnya. Setelah mendapat anggukan dari Jeno, Kina pun kembali bersuara. "Waktu itu, ada anak sekolah sebelah yang menggangguku. Dan kebetulan Jeno lewat. Aku berpura-pura kalau Jeno adalah pacarku. Dan sandiwara itu terus berlanjut karena orang itu memiliki beberapa mata di Neo untuk mengawasiku."

"Kalau di Neo ada mata-matanya, terus kenapa sekarang lo kasih tau ke kita-kita, Kin?! Lu gak takut?!"

Kina tersenyum manis. "Eh? Meskipun kalian sudah tau, Jeno akan terus membantuku. Benar kan, Jen?" Jeno mengangguk. "Lagian, aku gak mau menjadi penghalang di antara Jeno sama Jaemin." Ucapnya diakhiri dengan cekikikan kecil.

Siapa yang terlalu bodoh untuk tidak menyadari kalau ada sesuatu yang istimewa di antara Jeno dan juga Jaemin? Bukan Kina, tentu saja. Gadis itu untuk beberapa hari terakhir, selalu mendapati Jeno melirik ke arah Jaemin lebih dari sekali dalam satu waktu. Sangat bukan Jeno yang sebelumnya menunjukkan kerisihannya kepada si pemuda Jung.

Suara tarikan napas yang nyaring pun terdengar. Mereka semua terkejut mendengar ucapan Kina, apalagi duo J itu.

"Apa sih?! Gak ada apa-apa ya! Kina mah jangan ngefitnah! Orang selama ini yang gue kejar juga elu, bukan si pesek!"

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang