31. Kind of adult talks

1.6K 218 3
                                    

"Yah, tadi Nana mecahin kaca balkoninya Jeno. Gantiin, dong," pinta Jaemin begitu ia melihat sang ayah memasuki dapur, masih lengkap dengan pakaian kerjanya.

Ayah Kyungho langsung memelototi sang anak, "Bapaknya pulang bukannya disambut dengan kabar bahagia, malah ngasih beban!"

Jaemin menyebikkan bibirnya, "Udah Nana bikinin kopi, loh! Itu yang di sebelah dispenser!"

Wajah ayah Kyungho berubah sumringah, "Baik bener anak Ayah. Kaca jendela doang?" tanyanya. Beliau pun mengambil mug berwarna biru yang dimaksudkan oleh Jaemin dan menyesap kopi yang rasanya sangat pas di lidahnya.

"Pintu, Yah. Segede pintu balkoni di kamar Nana!" Ayah Kyungho tersedak, dan Jaemin langsung ngacir ke kamarnya sebelum sang ayah sempat memarahinya. Ia berseru sebelum menutup pintu, "Makasih banyak, Ayah sayang!"

--

Malamnya, langit dipenuhi dengan awan. Jaemin sedang memegang ponselnya di atas karpet kamar. Suara musik yang berasal dari speaker yang terhubung ke laptopnya mengalun sebagai musik latar.

Ia sedang bertukar kabar dengan para Jung dan para sahabat, memamerkan betapa senangnya ia menerima hukuman dari sekolah sehingga memiliki waktu untuk bersantai— which is bullshit.

"Kesepian kan, Lo?" terka Renjun dengan ekspresi mengejek. Soalnya, Jaemin menolak menyudahi panggilan video yang sudah berjalan selama dua jam itu.

"Lo beneran di rumah aja, Jaem? Ke Arena, gak? Malam ini ada yang turun ke jalanan," kata Lucas.

Jaemin mengabaikan Renjun karena ia ketahuan. Ia lalu memutar matanya menanggapi pertanyaan Lucas, "Malesin. Gak ada Jeno juga di sana." Jaemin melirik pintu balkoni Jeno yang tertutup rapat melalui pintu balkoni miliknya yang terbuka. Lubang di kacanya masih ada, tetapi akan segera diganti oleh ayah Kyungho dalam waktu dekat.

"By the way, ada tugas, gak?" tanya Jaemin yang hanya berupa basa-basi. Kalau pun ada tugas dan kalau pun teman-temannya mengiriminya salinan milik mereka, kemungkinan Jaemin mengerjakannya hanyalah 1 per 1999.

"Bahasa Inggris. Latihan TOEFL," Mark yang baru sampai di minimart untuk membeli pembalut untuk adiknya yang duduk di tahun akhir SMP, menjawab. Mark lalu mengubah videonya ke kamera belakang, menunjukkan produk khusus wanita dari berbagai brand, "Yang ini bukan sih?"

"Gue gak punya adek," kata Jaemin.

"Si Eunjo biasanya beli yang mana?" tanya Renjun, mengacu pada adik perempuannya Mark.

"Idk, Man! I can't look at those products for too long cuz I always get too embarrassed!"

Lucas lalu berbicara, "Beli aja semua, masing-masing satu."

"Mubazir bego!" sembur Jaemin.

"Produk dari brand yang gak dipake si Eunjo, bisa dijual lagi!" saran Lucas.

"Seriusan, Lu?" Mark bertanya dengan skeptis.

Lucas berdeham, "Lo titipin di kantin juga bisa, bro! Barang penting tuh untuk anak cewek!" Mark akhirnya mengikuti saran Lucas dan memasukkan satu produk per brand ke dalam troli.

Jaemin lalu menyandarkan ponselnya di tumpukan buku cetak yang sejak awal sudah ia letakkan di lantai, karena rak bukunya dipenuhi oleh berbagai pernak-pernik dari kado ulang tahunnya selama bertahun-tahun.

Jaemin lalu merebahkan tubuhnya di karpet berbulu itu. Ia tidak melakukan apapun dan hanya berbaring di sana, mendengarkan lagu-lagu dari playlist-nya yang berputar secara bergantian, hingga ia ketiduran.

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang