27-1. The truth behind

1.9K 224 2
                                    

Bagaimana Juyeon menjadi sasaran tindak kekerasan di sekolah.

--

Sejak awal bergabung, Jaehyun Jung tak berhenti menyandang gelar Champion di Arena. Bahkan sang adik yang menyukai dan tertarik pada mesin serta balapan otomotif, juga memiliki kemampuan yang serupa begitu ia bergabung di jalanan.

Tak ayal, kemahsyuran nama Jung di Arena membuat beberapa pihak merasa tak senang, terutama ketika Juyeon mulai bergabung di Arena untuk menggantikan sang abang. Pasalnya, mereka dianggap arogan karena hanya ingin menempati posisi pertama tanpa mau menerima hadiah yang sudah disediakan. Mereka juga tidak berbaur dengan pembalap lain dan penonton. Interaksi yang mereka lakukan hanyalah dengan Johnny, si penanggung jawab balapan.

Suatu malam, balapan digelar seperti biasa, dan Juyeon kembali menempati posisi pertama seperti biasa. Namun yang tak biasa adalah bentuk reward untuk si 'Champion'.

Juyeon mengernyitkan keningnya ketika ia melihat seorang gadis diserahkan kepadanya, "Your prize, fresh and innocent!" seru Johnny dengan suara yang lantang.

Juyeon terkejut. Ia pikir, hadiah dalam balapan liar yang diikutinya hanya sebatas dalam bentuk uang, bukan orang ataupun jasa!

"Apa sih, Bang!? Kita gak gunain manusia sebagai hadiah! Apa yang Lo harapin dari ini? Me to fuck her?! Or, or them--" Juyeon menunjuk ke arah pembalap lain, "--to fuck her?!"

Juyeon tidak pernah tertarik dengan segala bentuk hadiah yang akan diberikan kepada para pemenang. Ia ikut balapan karena menyukai thrill-nya, bukan karena hadiahnya. Dan di satu titik, ia bahkan sudah tak mau tahu menahu lagi apa yang akan dijadikan sebagai hadiah karena sejak awal ia sudah tidak tertarik, dan dengan cuek membiarkan Johnny menyerahkan hadiah itu untuk runner up, atau untuknya sendiri.

Johnny mengedikkan bahunya, "Whatever you want. We gotta keep the entertainment beyond imagination, tho."

Juyeon merasa seperti akan jatuh sakit. Ia juga menangkap sorot mata gadis itu yang terlihat ketakutan. Juyeon mengepalkan tangannya, "Gue udahan. Fuck this shit! At least, find someone whom willing to do whorish stuff with some stranger!"

Nyatanya, Juyeon tidak jadi keluar dari Arena. Jaehyun membujuknya untuk tetap di Arena karena ia khawatir melihat sang adik yang dijamin hanya akan berdiam saja di rumah. Sementara itu, Jaehyun mengurus masalah reward tersebut dengan Johnny.

Usut punya usut, ternyata Johnny memiliki suatu kesepakatan dengan pihak ketiga yang berperan sebagai agen penyedia gadis-gadis yang kemudian digunakan untuk reward balapan.

Jaehyun yang berteman dekat dengan Johnny mengetahui hal tersebut, dan memperingati temannya itu untuk tidak memberikan reward dalam bentuk apapun selain uang. Karena kalau tidak, Jaehyun akan melibatkan polisi, katanya.

Karena Jaehyun tidak pernah main-main dengan ucapannya, ditambah lagi dengan keluarganya yang memiliki koneksi di mana-mana, akhirnya Johnny pun setuju.

Namun, ditiadakannya reward tersebut menghasilkan amarah dari berbagai pihak. Mereka yang selalu menempati posisi runner up ketika Juyeon turun ke jalanan, yang biasanya akan mendapatkan jasa tersebut, tidak senang dengan keputusan Johnny.

Di atas itu semua, mereka tidak bisa apa-apa. Secara harfiah, Johnny berperan sebagai 'bos' mereka di Arena, sehingga mereka pun menelan semua protes yang hendak diajukan.

Selain mereka, agen penyedia jasa tersebut pun merasa dikhianati karena Johnny sudah menyepakati kerjasama tersebut. Putusnya layanan jasa yang mereka berikan ke Arena, artinya putus pula pendapatan mereka.

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang