11. Jealousy

3.6K 368 15
                                    

Jaemin lagi berdebat dengan Lucas mengenai motoGP yang berlangsung saat malam Minggu kemarin, saat keduanya tak sengaja bertemu di arena balap. Keduanya sengaja taruhan dari jauh-jauh hari, siapa yang akan berada di posisi terakhir.

Iya. Posisi terakhir. Bukan pemenangnya, tetapi pemegang posisi terakhir.

"Marques yang terakhir! Lu jangan ngaco!"

Lucas menggebrak meja kantin, tidak terima dengan reasoning-nya Jaemin. Kegaduhan tersebut pun tidak sengaja menarik perhatian beberapa siswa lainnya yang berada di kantin. "Maraques jatoh! Bukan posisi terakhir, tapi dia out!"

Jaemin mengikuti Lucas menggebrak meja. "Gua gak peduli! Nama dia ada di paling corot! Siniin duit lu! Limpul!"

"Lu ngadi-ngadi banget si?! Tu otak makin gesrek karena uda nemu pacar?! Uda diapain lu? Cipok?!"

Renjun dan Mark yang bingung dan tak paham apa maksud perkataan Lucas, pun menatap Jaemin meminta penjelasan. "Pacar?" Tanya keduanya bersamaan.

Jaemin mengabaikan keduanya. Ia yang tidak terima bila sepupunya diseret-seret ke dalam pembicaraan random-nya dengan Lucas, terlebih lagi mendengar tuduhan Lucas yang membuat pikirannya sedikit traveling dan badannya merinding jijik, pun kembali menggebrak meja. "Muluuuut!"

Brak!

"Woi! Lu berdua pikir ini tempat apa?! Seenak dengkul aja asal gebrak sana gebrak sini!"

"Diam!", "Bukan urusan lo!" Bentak Lucas dan Jaemin secara bersamaan kepada Hyunjin yang duduk beberapa meja dari mereka, di dekat pintu masuk.

Hyunjin sedikit terkejut karena bentakan yang tidak ia duga-duga. Ia pun kembali duduk dan berusaha semaksimal mungkin mengabaikan dua classmate-nya yang kembali bercekcok.

Dengan emosi dan juga sedikit perasaan tak rela, Lucas pun mengambil dompetnya dan mengeluarkan satu lembar duapuluh ribu, dua lembar sepuluh ribu, dan lima lembar dua ribu. Uang tersebut pun ia serahkan kepada Jaemin dengan muka masam.

"Eh anjir! Recehan semua! Yang selembar aja ngapa si?!"

"Udah ambil aja. Biar dompet lu agak tebel. Biar gak nampak kali miskinnya." Masam Lucas sambil kembali menyimpan dompetnya.

"Asu!" Jaemin mendumel sambil memasukkan uang itu ke dalam dompetnya. Jaemin pun kembali duduk dan menikmati batagornya yang sempat terbengkalai.

Mereka makan dengan rusuh. Jaemin dan Lucas masih saja cek-cok perihal taruhannya, membuat Mark dan Renjun yang lagi menginginkan ketenangan, akhirnya ikut menyahuti dan memaki.

"Kak na!"

Di tengah-tengah argumen panas keempatnya, Jaemin menoleh sekilas ke arah sumber suara lalu kembali memaki Renjun. Dan saat otaknya sudah selesai memproses informasi berupa gambaran visual yang ia tangkap untuk beberapa detik itu, mata Jaemin melotot.

"Kak na!"

Jaemin menoleh ke arah sumber suara itu lagi, dan matanya membola sempurna. "Jwiseongiee!"

Jisung, iya Jung Jisung yang itu, datang menghampiri Jaemin dengan senyuman lebar di wajahnya. Ia menunjukkan selembar kertas kepada Jaemin. "Aku uda resmi pindah ke Neo, dong!"

"Ih kok gak bilang, sih?! Aku pikir kemarin kamu becanda doang, Sung! Tau gitu kan bisa pergi bareng tadi!"

Suara Jaemin itu lumayan tinggi volumenya karena dia excited banget; akhirnya Jung lengkap. Dan saat berkata seperti itu, ditambah dengan nada yang ia buat lembut tidak nge-gas seperti biasanya, manusia-manusia yang sedang menghuni kantin pun terbego, terbengong, dan terdiam tak percaya.

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang