9. Racing arena

2.9K 356 7
                                    

Ternyata update daily enak juga ya 🤧

==

"Jisung! Ish! Kamu ngapain sih ngajak aku ke sini?!"

Jisung hanya bisa menyengir kala mendengar pertanyaan Jaemin. Ia pun menarik sang abang sepupu untuk mendekati truk ice cream yang memang disediakan untuk malam itu.

"Yang vanila satu ya, mang." Ia pun mendorong Jaemin agar mendekat ke arah etalase es krim nya. "Kak Na pilih deh mau rasa apa. Aku yang traktir." Setelah Jaemin memilih rasa es krim nya, Jisung kemudian mengeluarkan dompetnya lalu membayar es krim mereka.

"Kamu ngapain si jauh-jauh ke rumah, jemput aku, cuma untuk dibawa ke mari?!" Kesal Jaemin. Ia cepat-cepat menghabiskan es krimnya agar tidak ada yang meleleh dan mengotori tangannya.

Sebelumnya, setelah selesai menyiram tanaman, ia dipaksa sang ibu untuk membantunya menyiapkan makan malam. Namun, saat bel rumah berbunyi dan Jisung muncul dengan mobil Mustang kesayangannya, Jaemin pun langsung diusir sang ibu dari rumah.

Untung dia sudah mandi.

Jisung cengengesan. "Hehe. Aku bosen di rumah. Males jaga Jian juga."

"Sohibmu kan ada, Sung! Si anak tetangga yang tinggi-tinggi itu."

"Sungchan? Dih. Bukan sohib aku!" 

Jisung menggenggam lengan Jaemin dan menariknya, membawanya melewati lautan manusia, menuju jejeran motor yang akan melaju di jalanan pada malam itu.

"Yo bro! Mana abang lu?!" teriak Jisung pada Jake.

Jake memutar matanya. "Bini nya panik, asmanya kambuh. Nyesel nge-iya-in bang Jae buat balap."

Kening Jaemin berkerut. "Terus? Abang kamu mana?"

"Ya nyusulin kak Taeri ke RS." Jake melirik es krim di tangan Jaemin yang mulai meleleh. "Kak na, untuk aku ya!" Belum diiyakan, Jake langsung merampas es krim Jaemin dan memakannya.

"Ya udah ayo kita ke RS juga!" Jaemin berbalik untuk kembali ke mobilnya Jisung. Tapi, lengannya yang masih digenggan Jisung pun ditahan adik sepupu. 

"Apa lagi?" Sejujurnya, Jaemin sangat ingin pergi dari sana. Alasan apapun akan digunakan agar ia bisa meninggalkan tempat itu secepatnya.

"Kak Na mau ke mana? Aku sama bang Juyeon turun nih!"

"Ngapain coba? Kamu sama abangmu itu apa nyari mati?! Ayo pulang! Aku kasih tau ke pakde, mau?!"

Jake mau menyanggah, tapi tiba-tiba saja Juyeon datang entah dari mana dan menghampiri mereka. Ia pun membawa Jaemin menjauh sedikit dari sana.

"Jangan kasih tau abi, plis. Hari ini aku racing sama rivalku. Aku gak bisa mundur gitu aja. Mau di letak di mana muka aku nanti, na?"

Jaemin hanya memutar matanya. "Bukan urusan aku, kak."

"Kasihani aku sedikit, gitu loh." Juyeon mengayun-ayunkan lengan Jaemin, agar anak itu terbujuk.

Jaemin menarik paksa lengannya yang dipegang Juyeon. Ia mendengus kesal. "Aku mau pulang, kak."

Juyeon tahu, Jaemin tidak suka dengan balapan liar. Ia bisa saja mengalah dan mengikuti kemauan Jaemin. Tapi, ia akan berhadapan dengan rivalnya. Jika ia mundur, harga dirinya pasti akan diinjak-injak.

Juyeon kembali menggenggam tangan Jaemin, namun kali ini kedua tangannya. Dan dibawa mendekati dadanya, untuk memohon.

Beberapa orang yang melihat keduanya sedikit menjauh, antara merasa jijik atau memberikan privasi. Mereka berdua terlihat persis seperti sepasang kekasih.

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang