28. Discoveries

1.6K 219 4
                                    

"Gue denger sih, rivalry mereka udah dari SMP. Bang Minho excels di olahraga, sedangkan bang Juyeon di akademik. Bang Juyeon juga sering ngalahin bang Minho di akademik, tapi bang Juyeon gak pernah ngeladenin semua tantangan sports yang bang Minho ajukan."

"Udah? Itu aja?" tekan Jaemin tak sabaran.

"Gak sampek di situ aja, bro!" bantah Lucas. "Lo tau kak Tzuyu, kan? Dari SMP, mereka bertiga udah sekelas. Katanya sih bang Minho naksir sama dia, tapi kak Tzuyu sukanya sama bang Juyeon. Tapi sama bang Juyeon, sama sekali dicuekin."

"Terus?"

"Bentar elah! Gue minum dulu!" sembur Lucas ke Renjun. Ia berdeham, "Katanya, kak Tzuyu pernah confess ke bang Juyeon, tapi ditolak. Doi sampe nangis, karena bang Juyeon dingin banget anjir! Gue yang ngelihat jadi kasian sama si kakak."

Lucas memandang ke depan. Sorot matanya seolah ia sedang mengingat kembali kejadian yang ia ucapkan. Renjun yang atentif, menyenggol lengan Lucas, "Dari tadi Lo bilang 'katanya'. Kata siapa emang?"

"Gue satu sekolah sama mereka! Jadi, sumber yang kalian dapat bener-bener akurat pol!" seru Lucas dengan bangga.

"Anyway, minggu depannya, bang Juyeon ke sekolah dengan wajah babak belur, dan tangannya bang Minho diperban. Karena dua-duanya terjadi di hari yang sama, banyak yang berspekulasi kalo bang Minho ngehajar bang Juyeon, karena udah buat kak Tzuyu nangis."

Jaemin lalu teringat dengan perkataan Juyeon tempo waktu ketika ditanyai sang grandpa tentang pacar. Tak heran bila Juyeon tidak tertarik dengan topik tersebut. Toh mungkin hal itu dipengaruhi oleh perundungan yang diterimanya.

"Pas hari pertama di SMA pun, bang Minho udah nunjukin hostility ke bang Juyeon. Apalagi abis masalah di Arena. And the rest is history, guys!"

Mendengar penuturan Lucas mengenai Juyeon, Jaemin baru menyadari bahwa Juyeon memang memiliki banyak rahasia. Ia baru menyadari bahwa Juyeon jarang menceritakan masalah yang dimilikinya, sehingga mereka (para Jung) berasumsi bahwa Juyeon tidak memiliki masalah sama sekali.

Jaemin lalu meremat lengan Lucas dengan kening berkerut, "Terus, itu Jeno kenapa dipanggil? Maksud kak Bella sama 'jangan bohong, ada witness', apa?"

Lucas menggaruk tengkuk lehernya, "Yaaa gitu! Kalo ada witness, gunanya bohong, apa?"

"Kasih tau Gue. Jeno gak ikutan ngehajar kak Juyeon, kan? Waktu kak Juyeon pingsan di gudang lama, bukan Jeno penyebabnya, kan?!"

Lucas dan Hyunjin saling melirik satu sama lain. Mereka sama-sama tidak tahu jawabannya. Jeno tidak mengatakan apapun kepada mereka pasca insiden tersebut.

"Tanya Hyunjin. Gue gak ada di TKP waktu itu," gumam Lucas.

Jaemin pun menoleh ke Hyunjin, menunggu pemuda itu memberikan jawaban untuknya. Hyunjin mengedikkan bahu, "Bang Minho sama bang Chan yang pertama cabut. Terus Gue cabut, karena jam istirahat udah mau habis. Pas Gue pergi, Jeno masih di sana, dan bang Juyeon masih sadar. Kelanjutannya gimana, Gue gak tau."

Jaemin semakin panik. Jika Jeno dipanggil ke kantor wakepsek karena Jeno menghajar Juyeon dan ada saksi mata, Jaemin tidak bisa berbuat banyak. Sang kakek tidak akan tinggal diam, dan Jaemin pun akan berada di dalam posisi yang cukup menyulitkan. Di satu sisi, ia ingin berada di pihak Juyeon karena mereka bersaudara dan hubungan persaudaraan mereka yang sedikit berada di atas rata-rata. Namun di sisi lain, ia ingin membela Jeno dari tuntutan apapun dan menghajar pacarnya itu dengan tangannya sendiri karena sudah menyentuh sepupunya.

Jaemin yang memang mudah dibaca seperti sebuah buku, membuat teman-temannya penasaran. Renjun pun angkat suara, "Lo khawatir banget sama kating itu? Emangnya kalian sedekat itu?"

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang