7. Jung fams

3.4K 351 7
                                    

Jaemin saat ini sedang berada di kediaman keluarga Jung yang lainnya. Pakdenya, Jung Yunho, mengundang seluruh keluarga dari sisinya dan istrinya, untuk membicarakan pernikahan anak sulungnya, Jung Jaehyun.

Jaemin sebenarnya malas ikut. Ia bahkan sempat cekcok dengan ibunya melalui telefon saat jam istirahat. Tapi ibunya mengancam akan membuang semua LP koleksinya. Tentu saja Jaemin tidak mau.

Jadi, sehabis pulang sekolah, ia langsung mengendarai si bebek menuju rumah pamannya yang cukup jauh itu.

--

Jaemin menghelakan napas untuk yang ke sekian kalinya. Ia sedang berjongkok di pinggiran kolam balon. Tangan kirinya ia gunakan untuk menopang dagunya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk memegang pancing mainan yang kaitannya merupakan magnet.

Karena Jaemin hanya rebahan di karpet sambil memainkan ponselnya saat perbincangan serius para orangtua di ruang tamu, budenya pun menyuruhnya untuk ke halaman samping agar bergabung dengan sepupunya yang lain. Dan dengan mata yang hampir tertutup karena mengantuk, Jaemin pun menuruti budenya.

Dan ia pun dijadikan tumbal oleh sepupunya yang lain untuk menjaga Jian, sepupunya yang paling bontot, yang baru berusia 3 tahun.

"Jian! Udah kak Na bilang jangan cipratin aernya! Basah nih!"

Bocah laki-laki itu melebarkan senyumnya lalu kembali memukul-mukul permukaan air kolam, membuat cipratan airnya membasahi wajah dan bahu Jaemin. Jian terkikik geli melihat wajah cemberut Jaemin. Ia pun semakin gencar menyipratkan air kolam ke segala arah.

Jaemin pun mendumel. Ia melemparkan pancing mainan berwarna pink itu ke dalam kolam karena kesal. Kemudian ia menarik kerah baju Jisung, abangnya Jian, yang asik mabar dengan Jaehyun, Juyeon, dan Jake, untuk menggantikannya.

"Kalau gak mau jaga Jian, suruh tante Seo obral elu, Sung. Jadi abang kok gak guna."

Abang-beradik Jaehyun, Juyeon, dan Jake, terbahak keras mendengar perkataan Jaemin.

Jisung hanya bengong mencermati perkataan Jaemin saat Jian menyiramkan air ke wajahnya. Ponsel yang baru dua minggu ia gunakan pun ikut basah.

"Adeekk! Kamu abang gantung di jemuran lagi mau?!"

"Mama!!" Teriak Jian yang sangat memekakkan telinga.

"Anjir! Tukang ngadu banget!"

Jaehyun memukul kepala Jisung. "Language!"

"Ya maap, bang. Refleks gua." Jisung mengelus bagian kepalanya yang dipukul Jaehyun, lalu kembali mendelik ke arah Jian. Jian pun kembali meneriakkan mamanya.

"Jisung! Kamu pulangnya jalan kaki aja!"

--

"Gua lusa mau racing."

Lima bersaudara Jung sedang rebahan di atas rumput halaman belakang. Hamparan langit malam yang penuh bintang menjadi tontonan gratis untuk kelimanya.

"Gila aja!" Seru Jake sambil menatap tak percaya abang tertuanya.

"Lu uda mau merit, bang. Udahan lah yang begituan." sambung Jisung.

"Tau nih. Lagian kan gue yang gantiin elu di arena. Nama Jung aman dah sama gue." Juyeon mengunyah kacang garuda atom milik Jaemin.

"Ho oh. Ada gue juga." Lanjut Jisung.

"Sama." sambung Jake.

Blooming Days || NOMIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang