43

366 65 10
                                    

"Gue mau ngomong serius."

"Sejak kapan lu bisa serius?"

"Sejak saat ini. Kemaren gue, Minhee sama Junho udah ngobrol serius. Kita udah sepakat kalo hal semacam ini nggak boleh dipendam lama-lama."

"Lu mau ngomong apa sih, Yun?"

"Cara kita dipanggil juga sama. Semoga emang pertanda baik."

Aku diam sambil menatap Dongyun yang duduk di sebelahku sambil terus menatapku. Ia tersenyum malu-malu tapi tidak mengalihkan pandangan matanya dariku.

Deg!

Sebuah sensasi berbeda merayapi tubuhku. Aku tidak mengerti situasi macam apa yang kualami sekarang.

"Jadi, Yunhee, lu mau nggak jadi pacar gue?"

"Hah?"

"Iya. Pacar gue. Minhee udah izinin, kok. Katanya kalo lu suka, nggak ada masalah."

"Minhee bilang gitu?"

"Iya. Jadi... lu mau nggak?"

"Tapi... kenapa lu bisa suka sama gue?"

Dongyun menggenggam tanganku, lalu mendekatkan wajahnya.

"Karena..."

Plak!

"Hah!" Aku membuka mataku. Heran dengan pemandangan berbeda yang kulihat saat ini. Sangat familiar. Langit-langit kamarku.

Dadaku sedikit sesak karena ada tangan yang memeluk leherku. Ketika aku menoleh, ternyata ada wajah Minhee yang sedang tertidur pulas tanpa rasa bersalah.

"Aish! Gangguin mimpi orang aja!" Aku mendorong tangan Minhee dengan keras. Namun, sang pemilik tangan hanya bergumam tak jelas lalu seketika pulas lagi. Tapi tunggu, sejak kapan Minhee tidur di sini?

Aku duduk, lalu menatap ke sekeliling kamar. Ada beberapa buku komik yang tampak berserakan di atas karpet. Pasti Minhee tadi kesini karena bosan dan mencari teman, tapi karena aku sudah tidur, dia memutuskan untuk tidur di sini juga. Dasar tidak sopan. Tapi memangnya kapan dia sopan?

Aku memutuskan untuk tidur kembali setelah mendorong Minhee--dengan kakiku--agar ia menjauh dan tidak mengganggu tidurku lagi.

***

"Yunhee kenapa mukanya kok jutek banget?" tanya Bang Allen sambil menyendokkan sereal ke mulutnya.

"Nggak papa," jawabku.

"Kalo cewek ngomong nggak papa biasanya ada apa-apa, tuh!" sahut Bang Serim.

"Tau banget?" sambut Bang Wonjin.

"Ya tau, dong. Abang kan--nggak jadi," tutup Bang Serim.

"Apaan sih Abang? Ngomongnya nanggung, nggak jelas, buat penasaran aja," protes Seongmin.

"Kamu masih kecil, ntar tunggu legal dulu," balas Bang Serim sambil tersenyum.

"Aku nggak begitu paham, tapi kayaknya jawaban Abang nggak nyambung," sahut Hyeongjun.

"Nyambung, anggap aja gitu," balas Bang Serim.

"Selamat pagi semuaaaaa~~" sapa Minhee dengan cerah ceria.

"Kayaknya tidur kamu nyenyak tadi malem, seger banget kayaknya pagi ini," ucap Bang Woobin.

"Emang nyanyak banget, Bang. Mimpiku juga indah banget!" balas Minhee sambil mengedipkan sebelah matanya padaku. Sementara aku hanya membalasnya dengan lirikan tajam.

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang