"Yun, kamu yakin nggak mau ikut? Ngapain sendirian di rumah?" tanya Bang Serim.
"Aku lagi nggak mood, Bang. Lagi pengen di rumah aja," jawabku.
"Emang ini tanggal berapa, sih?" tanggal Bang Allen. Kenapa dia menanyakan ini tanggal berapa?
"Harusnya bukan sekarang, Bang," sahut Minhee. Mereka sedang membicarakan apa sebenarnya?
"Yaudah kalo kamu nggak mau ikut, Abang juga nggak usah ikut deh, biar nemenin kamu aja di rumah," ucap Bang Jungmo.
"Nggak usah, Bang. Aku beneran lagi pengen sendiri aja. Abang di rumah juga aku nggak bakalan ajakin interaksi," balasku.
Bang Serim tiba-tiba membungkukkan badannya, menyejajarkan wajah kami. Ia kemudian menatapku lekat.
"Kamu sebenarnya kenapa, Yun?" tanyanya lembut.
Sial. Jika ditatap seperti ini, pendirianku bisa goyah. Tidak. Aku harus bertahan.
"Aku nggak papa, Bang. Aku cuma lagi pengen sendiri," jawabku tenang.
"Bang! Mobilnya udah dateng!" teriak Taeyoung sambil masuk ke kamar. Semuanya menoleh ke arah Taeyoung dengan ekspresi tidak enak.
"Kenapa?" tanya Taeyoung.
"Yunhee nggak mau ikutan pergi," jawab Hyeongjun.
"Loh, kenapa, Kak? Mana enak kalo nggak ada Kakak," bujuk Taeyoung.
"Kakak cuma lagi pengen di rumah, Tae," jawabku.
"Lu sadar nggak sih kalo lu mencurigakan banget, Yunhee?" ucap Minhee. Ah. Aku lupa jika aku punya saudara kembar yang sangat cerdas.
"Apanya yang mencurigakan dari pengen sendirian di rumah sih, Min?" balasku, berusaha membuat nada putus asa.
"Bang, Kak, kenapa belum turun? Supirnya udah nungguin," ucap Seongmin sambil ikut masuk ke kamarku.
Hening. Tidak ada yang menjawab. Sejujurnya, aku merasa bersalah karena membuat situasi menjadi tidak enak.
"Kalian pergi aja. Nanti telat," ucapku.
"Yun, kamu yakin?" tanya Bang Woobin sekali lagi.
Aku mengangguk mantap.
Tiba-tiba, Bang Wonjin memicingkan matanya, tampak seperti menemukan sesuatu.
"Kamu mau pacaran, ya?"
"Hah?"
"Loh, kamu mau--"
"ENGGAK!" potongku cepat.
"Kalian boleh cek ke semua pekerja di rumah nanti, aku pasti ada di rumah dan nggak mau terima tamu. Aku cuma pengen sendirian, kenapa susah banget sih buat kalian percaya?" ucapku benar-benar putus asa kali ini. Terkadang persaudaraan kami yang begitu kuat membuatku benar-benar sulit terlepas dari mereka. Padahal, aku punya misi penting sekarang.
Bang Woobin menghela napas, lalu mengusap lembut rambutku.
"Oke. Kita hargai kemauan kamu. Tapi kamu harus janji, apapun yang kamu rasain, misalnya mendadak pengen ikut, atau mendadak pengen kita semua pulang, kamu bilang langsung. Kamu bisa hubungin siapapun, kita semua bakal stand by nungguin kabar kamu, oke?" putus Bang Woobin akhirnya.
"Jadi kita pergi tanpa Yunhee?" Hyeongjun memastikan sekali lagi.
"Iya," jawab Bang Woobin.
"Sini," ucap Bang Allen tiba-tiba sambil merentangkan tangannya lalu mendekat. Ia menarikku ke pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Time!
FanfictionBagaimana jika kamu menjadi cucu perempuan satu-satunya dengan 9 saudara laki-laki di keluargamu? . . . Cravity member cast