70

260 59 4
                                    

"A whole new world... A new fantastic point of view..."

Aku berdiri di depan tangga. Aku tadinya akan turun, tapi 2 orang luar biasa ini sedang bersenandung diatas karpet sambil merentangkan tangan.

"Kalian... harus banget--"

"YA AMPUN GUE TELAT!" Hyeongjun berlari menuju tangga dan tak sempat menyuruh mereka menyingkir.

Tentu saja kecelakaan terjadi. Hyeongjun tak sengaja menendang Taeyoung hingga ia terdorong lalu menabrak Seongmin di depannya. Seongmin hampir terjatuh dari tangga jika Taeyoung tidak cepat menahannya.

"SORRY! BURU-BURU! LAGIAN NGAPAIN JUGA MAIN DI TANGGA!" teriak Hyeongjun sambil terus menuruni tangga dan tak lama hilang di balik pintu utama.

Dan oh ya! 2 orang tadi memang Taeyoung dan Seongmin. Terkejut? Tentu saja. Entah kenapa belakangan ini kedua bungsu sedang kompak dan banyak melakukan hal bersama.

"Seongmin nggak papa?" tanyaku, sedikit khawatir mengingat posisi Seongmin tadi tampak tidak benar.

"Tanganku kayaknya terkilir deh, Kak. Sakit banget," jawab Seongmin.

"Gara-gara gue tarik, ya?" tanya Taeyoung.

"Iya. Kayaknya salah nariknya," jawab Seongmin.

"Yaudah ayok ke kamar lu aja istirahat. Biar gue bilangin Bang Serim buat panggil dokter," ucap Taeyoung. Seongmin mengangguk lalu mereka berdua bangkit dan berjalan ke kamar Seongmin, meninggalkanku begitu saja.

Ya.

Begitu saja.

Yang benar saja!

"Apa gue udah nggak dibutuhin lagi, ya?" gumamku.

"Gue masih butuh, kok," ucap suara berat tepat ditelingaku. Ia meletakkan dagunya di atas bahuku. Melihat rambut tebal pirang dan suara beratnya, sudah pasti itu Minhee.

"Baru bangun?" tanyaku.

"Iya. Ambilin makanan, dong," balas Minhee.

"Jadi ini yang lu maksud butuh gue?" tanyaku kesal.

"Ya iyalah. Apalagi gunanya punya saudara perempuan?" jawab Minhee.

"Bodo amat gue sebel!" ucapku lalu menekuk kakiku dengan cepat, membuat kepala Minhee yang masih bertopang di bahuku ikut terjatuh. Aku langsung menghiraukannya lalu berjalan menuju kamar.

"Yunhee!"

***

"Masih sakit, Bang?" tanyaku pada Bang Woobin yang duduk sambil menyelonjorkan kakinya di tempat tidur.

"Masih nyeri tapi nggak sesakit tadi," jawab Bang Woobin.

Kami kemudian menoleh ke Bang Allen yang baru masuk kembali ke kamar Bang Woobin.

"Katanya kalo nyerinya udah hilang, perbannya bisa dilepas sendiri, nggak perlu ke rumah sakit. Yang penting setiap hari harus di kompres," ucap Bang Allen sambil berjalan mendekat. Bang Woobin mengangguk.

"Taeyoung kenapa?" tanyaku setelah melihat wajah khawatir Taeyoung yang sepertinya berlebihan.

"Bang Woobin harus cepat sembuh biar bisa nyanyi lagi," ucap Taeyoung. Kami mengernyit.

"Tae, yang sakit kaki Abang, pita suara Abang baik-baik aja," balas Bang Woobin.

"Tapi kan orang sakit nggak bisa nyanyi," balas Taeyoung.

"Yang sakit cuma kakinya Woobin, Tae. Bukan semua badannya. Dia baik-baik aja," sahut Bang Allen.

"Itu Seongmin juga kenapa? Tangannya masih sakit?" tanyaku lagi setelah melihat wajah Seongmin yang hampir menangis.

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang