23

495 75 10
                                    

"Masih di dalem, Bang. Iya. Masuk aja. Kayaknya susah ini ngebanguninnya. Iya. Aku tunggu, ya." Aku menutup teleponnya. Aku mulai merapikan buku-bukuku, juga buku-buku Minhee dan Hyeongjun.

Kami sedang berada di ruang belajar. Tadinya aku hanya ingin pergi bersama Jian dan Hana, tapi mendadak mereka punya kegiatan masing-masing jadi aku memutuskan untuk pergi sendiri saja. Tetapi, tiba-tiba Minhee dan Hyeongjun memutuskan untuk ikut. Walaupun 15 menit setelah membuka buku mereka berdua langsung tidur pulas, aku sangat menghargai niat mereka untuk menemaniku agar tidak sendirian.

"Udah selesai, Yun?" tanya Bang Serim dengan suara lembutnya, namun cukup untuk membuatku tersentak. Bukan apa-apa, sekarang sudah hampir pukul 11 malam dan suasananya sudah cukup sunyi karena tempatnya akan segera tutup.

"Ih, Abang ngangetin," protesku.

"Eh, maaf deh kalau kamu kaget. Ini masih pada tidur, udah coba dibangunin?" tanya Bang Serim.

"Belum. Aku baru rapi-rapi buku doang," jawabku.

"Bentar, kalau Hyeongjun tidur waktu belajar sih biasa, ya. Tapi Minhee kan suka belajar, kenapa dia tidur juga?" tanya Bang Allen.

Iya. Kami dijemput Bang Serim dan Bang Allen setelah meminta izin dari Ayah.

"Tadi atas tes di sekolah, kita udah begadang juga tadi malam, kayaknya dia capek," jawabku.

"Kalau capek kenapa nggak langsung tidur aja? Tuh kayak Hyeongjun. Bukunya pasti nggak dibaca sama sekali, soalnya nggak dipegang," ucap Bang Allen.

"Minhee suka dua-duanya, Bang. Belajar sama tidur, jadi dia lakuin dua-duanya bersamaan biar adil," ucapku sambil menyampirkan tasku di bahu.

Minhee dan Hyeongjun pun mulai bangun setelah Bang Serim membangunkan mereka.

"Loh, cepet banget, Yun? Gue baru aja tidur padahal," ucap Minhee.

"Emang baru sebentar, ya? Kenapa gue ngerasa seger banget ya? Apa karena suasanya mirip sama ruang kelas?" ucap Hyeongjun.

"Baru sebentar apaan? Itu di tangan masing-masing ada jam, cek sendiri aja udah jam berapa," cibirku.

"Lah, udah mau jam 11?!" pekik Minhee, tak sadar lokasi.

"Berisik lu ah! Pantes aja gue seger banget. Udah yuk pulang. Gue laper," ucap Hyeongjun sambil menyampirkan tas dibahunya.

"Yaudah ayo pulang," ajak Bang Serim. Kamipun melangkah keluar.

***

"Udah pada pulang? Makan dulu, yuk!" Suara Bang Woobin terdengar jelas dari arah dapur saat kami memasuki rumah. Ia melambai sambil tersenyum lebar.

Kami semua langsung menurut dan melangkah menuju Bang Woobin yang kini sedang mengambilkan nasi untuk kami.

"Abang masak khusus buat kita?" tanya Hyeongjun yang langsung duduk manis sambil menunggu nasinya dihidangkan.

"Iya. Kalian kan udah capek belajar, jadi pasti pada laper. Makanya Abang masak khusus buat kalian," jawab Bang Woobin.

"Iya nih, aku juga capek banget belajar," ucap Hyeongjun sambil mengambil sumpitnya.

"Belajar apaan? Buka buku langsung molor lu!" cibir Minhee.

"Kayak lu enggak aja!" balas Hyeongjun.

"Gue sih masih sempat baca 1 paragraf!"

"Gue juga--"

"Udah," potong Bang Allen menengahi. Sesuatu yang tidak biasa. Karena Bang Allen selama ini cenderung bersikap pasif meskipun dia juga termasuk yang tertua diantara kami.

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang