20

565 85 0
                                    

Aku melangkah perlahan menuju ruang tunggu yang sudah disediakan untuk kami lalu membuka pintunya. Pemandangan yang pertama kulihat adalah punggung gagah seorang laki-laki dibalik setelan jas rapi, guratan senja yang menjadi background tampilan laki-laki itu membuatnya begitu bersinar, benar-benar memanjakan mata. Aku bahkan tak tahu mana yang lebih indah, laki-laki itu atau cahaya senja yang menyapa.

 Aku bahkan tak tahu mana yang lebih indah, laki-laki itu atau cahaya senja yang menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang?" panggilku.

Ia berbalik, lalu tersenyum padaku. Ekspresinya juga tampak terkejut melihatku. Entahlah. Apa karena sekarang aku juga sedang memakai gaun dengan panjang selutut dan berwarna abu-abu ini?

"Yunhee, kamu..." ucapnya.

"Kenapa, Bang? Aneh ya?" tanyaku tak percaya diri. Ini pertama kalinya aku mengenakan gaun dan ikut di acara perusahaan seperti ini.

"Cantik banget! Semuanya... pas! Gimana kalo kita langsung ke altar aja? Kayaknya kita udah serasi?" goda Bang Serim. Iya, laki-laki yang kusebutkan dari tadi adalah Bang Serim.

"Abang rese ih. Pasti aku jelek, kan?" Aku cemberut.

Bang Serim tersenyum lembut, lalu berjalan mendekat. Ia menatapku lembut sambil mengusap rambutku.

"Jangan cemberut gitu dong. Senyum biar cantiknya nambah. Kamu itu nggak diapa-apain juga udah cantik, apalagi didandanin kayak gini, cantiknya berlipat-lipat nambahnya."

Aku tersenyum. Abangku yang satu ini memang paling bisa membuat hati luluh.

"Ciyeeeee pakai gaun ciyeeee."

Tiba-tiba suara menyebalkan menghancurkan moodku.

"Apaan sih nyebelin!"

"Yeee ngambek!"

"Minhee, udah. Yunhee cantik banget loh pakai gaun kayak gini," Bang Serim menengahi.

"Hahaha! Biasa aja sih, Bang," bantah Minhee.

"Jahat banget!" Aku mengerucutkan bibirku. Minhee malah tersenyum.

"Gue udah liat semua tampilan lu, Yunhee. Jadi buat gue semuanya keliatan biasa aja. Lagipula..." Minhee menggantung omongannya.

"Apa?" tanyaku.

"Ciyeee penasaran," goda Minhee.

"Maltese rese ih!" kesalku.

Minhee malah tertawa makin keras.

"Lu emang selalu cantik, Yunhee," ucapnya. Aku terdiam.

"Gak usah salah tingkah gitu. Lu kan kembaran gue. Gue ganteng, ya lu cantik dong. Kalo jelek sih gue ogah ngakuin lu sebagai kembaran gue."

"Dasar emang," cibirku.

"Fotoin gue dong! Gue ganteng banget kan pakai jas kayak gini? Walaupun pakai apa aja tetep ganteng sih. Biar fotonya gue post di ige, biar fans gue dapet asupan."

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang