60

307 68 3
                                    

"KANG YUNHEE GOBLOOOKKKK!!"

"Lari, Yun! Cepetan!"

Aku berlari keluar dan langsung buru-buru masuk ke kamarku, lantas mengunci pintunya. Derap langkah cepat terdengar, kemudian disusul gedoran pintu penuh amarah.

"KANG YUNHEE KELUAR LU SEKARANG!"

"AMPUNAMPUNAMPUNAMPUNAMPUN!" Aku memohon dari balik pintu.

"GUE NGGAK MAU TAU TANGGUNG JAWAB LU KELUAR SEKARANG!"

"Iya, gue tanggung jawab tapi jangan diapa-apain!"

"KELUAR!"

BRAK!

Mati aku. Mati aku. Mati aku.

Minhee pasti sangat marah sekarang.

Gedoran pintu terus terdengar, diikuti makian Minhee dari balik pintu. Aku hanya bisa meringkuk di samping pintu, ketakutan. Minhee tidak pernah semarah ini.

Tiba-tiba senyap. Minhee tidak lagi bersuara. Tak ada juga gedoran pintu lagi. Aku kini bisa mendengar deru napasku yang tak teratur. Tapi kenapa tiba-tiba senyap? Minhee kemana? Apa dia sudah memaafkanku? Secepat itu? Rasanya tidak mungkin. Sungguh aku seperti ada di film thriller sekarang.

Klak!

Tring!

Aku menoleh ke lantai. Kunci kamarku, terjatuh. Apakah karena tadi aku membanting pintu dengan keras lalu buru-buru mengunci pintu sehingga kuncinya terjatuh sendiri?

Ceklek!

Bukan.

Kuncinya tidak terjatuh sendiri.

Tapi...

Krieet....

Pintu kamarku terbuka, menampilkan sosok tinggi dengan pakaian serba hitam yang menatapku penuh amarah. Aku tanpa sadar merangkak menjauh, tapi aku tahu dia mengikuti. Aku berbalik dan menatap Minhee yang masih mengikutiku yang hanya bisa merangkak mundur.

"Maafin gue Minhee, sumpah gue nggak sengaja," ucapku sambil berlutut di depannya. Kepalaku menunduk dan aku mengusap-usap kedua telapak tanganku sambil memohon.

"Gimana bisa orang nggak sengaja nyalain sepuluh petasan sekaligus di dalam kamar, Kang Yunhee?!" tekan Minhee dengan nada tinggi.

"Gu-Gue nggak tau kalo petasannya jenis yang kayak gitu," balasku masih sambil menundukkan kepala. Aku sama sekali tidak berani menatap Minhee.

"Ada apa ini? Kok ribut-ribut?" Suara Bang Serim membuatku menoleh.

"Yunhee nih, Bang! Bisa-bisanya dia nyalain sepuluh petasan sekaligus di kamarku. Ya meledak luar biasa lah sampe kamarku hancur berantakan," adu Minhee.

"Yunhee? Yunhee buat kayak gitu?" tanya Bang Serim tidak yakin.

"Iya. Yunhee. Kang Yunhee. Yang ini. Bisa-bisanya coba?" tegas Minhee.

"Kita ke ruang keluarga, Abang mau denger cerita lengkapnya dulu," putus Bang Serim. Kami pun pergi ke ruang keluarga.

***

"Oke, jelasin sekarang," ucap Bang Serim.

"Itu Bang, Yunhee--"

"Minhee, Abang mau coba denger penjelasannya Yunhee dulu," potong Bang Serim.

"Coba Yunhee jelasin," pinta Bang Serim.

"Tadi, aku mau cari Minhee ke kamarnya, terus kebetulan liat banyak petasan di atas tempat tidurnya. Aku ambil sepuluh, yang bentuknya paling kecil, aku pikir daya ledaknya juga kecil, tapi ternyata..." Aku tidak bisa melanjutkan ucapanku, mengingat kacaunya kamar Minhee yang diiringi ledakan tadi.

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang