"Tidur sana!" ucap Bang Wonjin pada Minhee yang masih membaca buku sambil mengunyah snack disampingnya.
"Lah, kok ngusir?" balas Minhee.
"Lu besok ujian! Tidur sana!" omel Bang Wonjin.
"Cuma ujian, santai ajalah," balas Minhee.
"Ujiannya bukan ujian biasa, woy! Lu harus cukup istirahat!" omel Bang Wonjin lagi.
"Iya deh, bawel ih! Ngakunya nggak sayang padahal," ucap Minhee lalu bangkit dan membawa buku serta snack-nya pergi. Kami memang sedang berada di ruang keluarga. Aku, Minhee dan Hyeongjun akan ujian CSAT besok, jadi, kami membaca ulang buku-buku pelajaran kami.
"Aku tidur juga, deh," ucapku lalu bangkit sambil membereskan buku-bukuku.
Hyeongjun? Dia sudah tertidur pulas di sofa dengan buku yang menutupi wajahnya.
"Itu Hyeongjun dibangunin juga," ucapku.
"Nggak usah, ntar Abang gendong aja," ucap Bang Wonjin.
"Jangan!" teriak Taeyoung.
"Kenapa?" tanya Bang Allen.
"Ntar Bang Wonjin tambah pendek kalo gendong Bang Hyeongjun." Taeyoung nyengir.
"KIM TAEYOUNG!"
"Emang kamu maunya siapa yang gendong Hyeongjun?" tanya Bang Woobin.
"Bang Jungmo aja," jawab Taeyoung semangat.
"Kamu mau bunuh Abang?" tanya Bang Jungmo.
"Udah, jangan berisik. Kasihan kalo Hyeongjun kebangun. Biar Abang aja yang gendong," ucap Bang Serim.
"JANGAN!" teriakku. Semua langsung menoleh ke arahku, membuatku tersadar dengan apa yang baru saja kulakukan.
"Yunhee kamu kenapa?" tanya Bang Jungmo.
"Eh, itu, nggak papa kok, aku cuma, eh..." Aku tidak bisa menjawab. Sejujurnya aku masih khawatir dengan luka di bahu Bang Serim, lukanya pasti belum sembuh. Jika dia mengangkat sesorang di punggungnya, pasti rasanya akan sangat menyakitkan.
"Yunhee yang pengen Abang gendong, ya?" goda Bang Serim sambil mengedipkan sebelah matanya, yang aku sadari merupakan sebuah kode. Aku hanya nyengir sambil menggaruk-garuk kepalaku.
"Duh, Yunhee. Kamu juga pengen disayang? Pengen digendong juga sama Bang Serim? Padahal biasanya jarang manja. Pengaruh ujian kayaknya. Sini biar Abang aja yang sayang, Abang antar ke kamar, yuk!" ajak Bang Jungmo sambil merangkul bahuku, lalu membawaku pergi. Yang terakhir kutahu, tidak ada yang menggendong Hyeongjun karena ia terbangun akibat keributan kami sebelumnya.
***
"Selamat pagi, calon mahasiswa," sapa Bang Woobin padaku dan Minhee yang kebetulan masuk ke ruang makan bersama. Hyeongjun sudah duduk di sana sambil mengunyah sarapannya.
"Selamat pagi," balasku dan Minhee bersamaan.
"Hyeongjun nggak jawab berarti nggak mau jadi mahasiswa," cibir Minhee.
"Gue udah tadi!" protes Hyeongjun.
"Kan gue belum denger," balas Minhee.
"Bodo amat gue nggak mau mood gue hancur gara-gara lu!" Hyeongjun menjulurkan lidahnya.
"Ini bekalnya udah jadi. Abang yang buat, jadi wajib dimakan ya," ucap Bang Woobin sambil memberikan masing-masing satu tas bekal untuk kami.
"Oh iya. Kalian Abang yang nganter ya hari ini," ucap Bang Allen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Time!
FanfictionBagaimana jika kamu menjadi cucu perempuan satu-satunya dengan 9 saudara laki-laki di keluargamu? . . . Cravity member cast