12

662 99 2
                                    

"Yunhee, bangun dong." Suara lembut yang familiar seolah menarikku dari alam mimpi. Suara itu bahkan benar-benar masuk ke mimpiku.

Aku membuka mata, mendapati paras tampan nan lembut sedang menatapku sambil tersenyum teduh.

"Aku lagi di surga? Kok ada malaikat di sini?" ucapku serak.

Bang Allen tersenyum.

"Kalo di surga berarti kamu udah mati, dong? Jangan dulu ah! Mana bisa kita bersembilan hidup tanpa kamu."

Aku tersenyum sambil mengulet.

"Good morning..." sapaku kemudian.

"Morning..." balas Bang Allen lembut.

"Abang kenapa mendadak ke sini? Ada yang mau diomongin?" tanyaku setelah bangkit dan duduk.

Bang Allen menggelengkan kepalanya.

"Ada temen kamu di depan. Yang kemaren ikut makan malam, sama ada dua cowok juga," jawab Bang Allen.

"Temen-temenku dateng? Kok nggak ada bilang, ya? Yaudah aku bebersih dulu. Tolong bilangin ya, Bang," pintaku.

Bang Allen tersenyum lagi. Demi apapun, senyumannya begitu tulus dan manis hingga bisa membuat lututmu lemas. Ia mengangkat tanganya, menunjukkan tanda 'oke', lalu keluar dari kamar dan menutup pintu.

***

"Kenapa kalian nggak ngabarin dulu kalo mau dateng?" tanyaku ketika menemui Hana dan Jian di ruang tamu.

"Biar nggak dilarang hehe," jawab Hana.

"Siapa juga yang mau ngelarang?"

"Jadi kita boleh sering-sering dateng, Yun?" tanya Hana antusias.

"Boleh. Tapi kabarin dulu. Siapa tau gue lagi nggak di rumah," jawabku.

"Kalo lu nggak ada juga nggak papa kok, Yun."

"Apa?"

"Eh, enggak. Becanda."

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Kalian mau ngajakin jalan?" tanyaku lagi.

"Enggak. Lagi pengen santai aja di rumah lu. Hana kesepian karena nggak ada orang dirumah, gue lagi berantem sama adek gue, tapi kita lagi males nongkrong. Jadi kita mau gangguin hidup lu aja, Yun," jelas Jian.

"Tapi kalo hari libur gini rumah gue bakal rame banget loh!"

"Justru itu tujuannya!" Hana nyengir.

"Ahh.. Bego banget ya gue. Harusnya sejak awal gue tau tujuan lu bedua apaan," cibirku.

"Hana? Jian?"

Kami menoleh ke lantai dua. Hyeongjun sedang berdiri di sana, masih mengenakan piyama sambil mengucek matanya.

"Hyeongjun? Baru bangun?" tanya Hana. Hyeongjun mengangguk.

"Kalian mau jalan? Ikutan, dong!"

Hana menggeleng.

"Enggak mau kemana-mana. Mau main ke sini aja," jawab Hana.

"Boleh gabung?" tanya Hyeongjun lagi.

"Boleh, dong!" jawab Hana.

"Yaudah, gue mandi dulu, ya." Hyeongjun melambaikan tangannya lalu berjalan kembali ke kamarnya.

"Kita pin--"

"Aaaaakhhh!"

Aku, Jian dan Hana menoleh ke bagian belakang rumah.

"Lu bilang di sini ceweknya cuma lu doang, Yun?" tanya Jian.

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang