56

325 56 2
                                    

"Yunhee, banguuunn..."

"Nggak mau, masih ngantuuukk.."

"Yunhee, itu di bawah ada tamu, cepetan bangun," ucap Bang Serim sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.

"Tamu siapa, sih? Nggak ada yang janjian sama aku hari ini," balasku tanpa membuka mata.

Bang Serim diam sebentar, kemudian menjawab, "Pacar kamu."

"Bohong."

Bang Serim pasti bohong. Junho tidak pernah datang tanpa memberi kabar.

"Yunhee, ayo bangun. Kamu abis ngapain sih tadi malem?" tanya Bang Serim.

"Habis maraton drakor, Bang. Aku baru tidur jam 4, makanya jangan gangguin. Ini weekend!"

"Ya kasian tuh pacar kamu nungguin kamu tidur!" omel Bang Serim.

Aku tidak membalas. Rasa kantuk luar biasa dan kenyamanan kasur membuatku terasa melayang. Rasanya seperti rohmu akan keluar dan--

"YUNHEE!"

Satu sentakan kuat membuat rohku dipaksa masuk secara tiba-tiba. Aku melotot, terkejut luar biasa. Kudapati diriku sudah duduk dengan tangan yang masih digenggam Bang Serim.

"Abang barusan narik aku?" tanyaku.

"Iyalah, orang kamu nggak mau bangun, Abang tarik aja," jawabnya tanpa dosa.

"Tapi tadi aku, masih--"

"Udah, cepetan mandi, kasian pacar kamu nungguin," tutup Bang Serim lalu berjalan keluar.

Aku melongo. Seolah otakku masih memproses apa yang terjadi. Kepalaku pusing, mengingat aku hampir saja tertidur ketika Bang Serim menarikku tadi.

Aku kemudian mengambil ponsel lalu menghubungi Junho.

"Jun, kamu beneran ada di rumahku?" tanyaku dalam sambungan telepon.

"Rumah kamu? Enggak. Aku lagi lari pagi di taman komplekku. Kenapa? Kamu mau aku ke sana?"

"Enggak. Bukan. Eh, yaudah kamu lanjut aja lagi ya, dah!" Aku segera menutup teleponnya. Aku menarik napas dalam-dalam, lalu bersiap mengeluarkannya.

"PARK SERIM!"

***

Minggu pagiku kacau. Agenda tidur sampai siangku benar-benar terganggu. Tentu saja setelah berteriak aku berusaha tidur lagi, tapi tidak bisa. Emosi yang membuncah dan sakit kepala akibat ditarik paksa tadi membuatku tak bisa tidur lagi. Aku akhirnya memutuskan untuk mandi dan berjalan keluar kamar. Sekaligus ingin melabrak seorang laki-laki bernama Park Serim.

Aku berjalan menuruni tangga lalu menuju dapur, tapi entah kenapa suasana sangat sepi. Biasanya paling tidak ada yang sedang duduk di dapur untuk sarapan, sesudah bangun tidur atau yang akan pergi tidur. Ya. Biasanya ada yang menghabiskan malam dengan bermain game sampai pagi, lalu ikut sarapan dan mulai tidur. Dasar laki-laki.

Tapi kali ini entah kenapa berbeda. Sama sekali tidak ada orang di sini. Bang Serim pun tak terlihat sama sekali. Aku jadi curiga, apakah mereka membuat semacam prank lagi? Itu sebabnya Bang Serim memaksaku bangun pagi-pagi?

Setelah meminum segelas susu, aku memutuskan untuk berkeliling, tapi benar-benar tidak ada orang. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar rumah, dan melihat ada kepulan asap dari taman samping, aku memutuskan untuk mengecek.

"Kak Yunhee!" seruan Taeyoung menyambutku.

"Loh, Yunhee jadinya bangun? Sini, sini, duduk, makan dulu," ajak Bang Jungmo sambil menarik kursi di sampingnya.

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang