44

354 71 9
                                    

"Kalo lu diizinin buat lahir kembali, lu mau lahir di keluarga mana?" tanya Seongmin pada Taeyoung. Mereka sedang merebahkan tubuh di pinggir kolam renang sambil melihat bintang. Tentu saja mereka tidak tidur di lantai, tapi ada alas yang sudah ditaruh di sana sejak tadi.

"Memangnya ada yang lebih baik dari keluarga ini?" ucap Taeyoung.

Seongmin terdiam. Tampaknya ia setuju. Bang Allen yang duduk di sebelahku pun ikut mengangguk, tampak setuju dengan pendapat Tayeyoung.

"Siapa tau ada yang nggak lu suka," ucap Seongmin.

"Palingan cuma lu" ledek Taeyoung.

"Ih! Taeyoung rese!" protes Seongmin. Sementara Taeyoung hanya tersenyum lebar.

"Ya lu juga aneh aja nanyanya. Banyak orang diluar sana yang halu pengen jadi bagian dari keluarga kita. Kenapa gue harus pilih keluarga lain coba?"

"Ya.. kan, siapa tau..."

"Enggak. Gue nggak mau," tutup Taeyoung. Sementara Seongmin sudah memasang wajah kesal.

"Taeyoung jelek!"

"Seongmin yang jelek!"

"Enak aja!"

"Kan--"

"Taeyoung, Seongmin, Masuk! Di luar dingin!" teriak Bang Serim dari dalam rumah.

"Iya.." jawab Taeyoung dan Seongmin serentak kemudian masuk ke dalam rumah dengan tertib.

"Lucu banget kayak bayi," ucap Bang Allen sambil menyeruput susu hangatnya. Entah kenapa aku malah merasa Bang Allen yang seperti bayi.

"Kita nggak masuk juga, Bang?" tanyaku.

"Kamu mau masuk?" tanya Bang Allen kembali.

"Ngikut Abang aja," jawabku.

"Kalo gitu belum mau," ucap Bang Allen sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Rambutnya pun ikut bergerak-gerak mengikuti gerakan kepalanya. Sangat imut. Sepertinya, Bang Allen tidak membutuhkan usaha apapun untuk menjadi imut, apapun yang dilakukannya tetap memberi kesan imut. Tunggu, berapa banyak kata "imut" yang sudah kuucapkan dari tadi?

"Yunhee, Allen, masuk, diluar dingin."

"Iya, Bang--eh!" Bang Allen tampak tersadar dengan ucapannya.

"Kan gue yang paling tua di sini, kenapa gue manggil Abang?" ucapnya pada dirinya sendiri. Ia kemudian menatapku bingung.

"Yang tadi suara siapa, Yun?" tanyanya.

Aku tersenyum.

"Minhee."

"Kurang ajar!"

***

Aku sudah merasa gelisah sejak tadi. Rasanya sangat tidak nyaman. Aku tidak bisa untuk tidak menoleh ke 2 perempuan yang sejak tadi sudah berbisik-bisik sambil melihat Bang Wonjin yang sedang memilih-milih baju.

"Yun, kalo Abang paduin ini sama--Yun?"

"Eh? Iya, Bang?"

"Kamu kenapa?" tanya Bang Wonjin.

"Nggak papa, cuma lagi sebel aja," jawabku.

"Sebel sama Abang?" tanya Bang Wonjin.

Aku memasang wajah manja lalu memeluk lengan Bang Wonjin. Bang Wonjin yang merasa aneh hanya menatapku dengan ekspresi bingung. Aku langsung mendekatkan wajahku ke telinga Bang Wonjin.

"Jangan langsung diliat. Cewek-cewek di sana dari tadi liatin Abang terus sambil bisik-bisik, aku nggak suka," bisikku.

Bang Wonjin langsung menoleh ke arah 2 perempuan yang kumaksud tadi.

Family Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang