prota

4.9K 775 413
                                    

"Hoaahm,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoaahm,"

Jisung tertawa kecil melihat Felix yang menguap lebar di sebelahnya, memandangi layar laptopnya dan berkali-kali mengucek mata. "Masih sore, udah ngantuk?"

"Udah mau maghrib, sore apanya." Felix bersungut-sungut.

"Ya udah tidur aja, nanti aku yang lanjutin."

"Kata Atha nggak boleh tidur maghrib-maghrib, tidurnya sama setan."

"Iya gitu?"

"Iya katanya."

Jisung terbahak. "Cuci muka sana, suntuk banget kamu keliatannya. Ntar itu kacamata makin tebel mantengin laptop mulu."

Felix mengerang, membuka kacamatanya dan mengucek mata dengan tingkat kekesalan tinggi. "Aku jelek nggak kalo nggak pakai kacamata?"

"Hah? Nggak ada bedanya sih."

"Masa? Kayaknya kamu butuh kacamata juga deh. Penglihatanmu agak blur kayaknya, Van." Felix tertawa. Dia mengintip layar laptop Jisung kemudian tertawa. "Heh, malah nonton BSD bukannya ngerjain power pointnya."

"Udah selesai dari tadi, pacaaar." Jisung mengotak-atik laptopnya sejenak dan menunjukkannya pada Felix. "Ini Esa juga udah kirim makalahnya ke grup, poster digital udah dikirim Atha lewat email. Tinggal video sama poster riil-nya aja."

"Lah pada gercep semua," Felix mengerjap. "Eh gantian boleh nggak?"

"Mau nonton juga?"

Felix cengengesan. "Punya apa selain BSD? Black Butler ada nggak?"

Jisung mendenguskan tawa pelan, menukar laptopnya dengan milik Felix. "Kayaknya enggak, tapi One Piece lengkap tuh. Detective Conan juga."

"Hmmmm." Felix menggerakkan cursor ke atas dan bawah, membaca satu-satu judul folder di laptop kekasihnya sebelum teringat sesuatu. "Eh, emang ini boleh aku liat-liat?"

Jisung mengerjap. "Ya boleh? Kan jelas-jelas aku kasih."

"Hmmmm wow."

"Kenapa hm?"

"Itu, aneh aja. Kak Drian nggak pernah ngasih aku pegang hp atau laptopnya."

Jisung menoleh, mengambil ponselnya dari saku kemudian meletakkannya di tangan Felix. "Aku bukan Drian. Kalau kamu mau buka semua chatroomku, buka aja. Nggak ada apa-apa buat disembunyiin. Passwordnya tahun lahirku. Apply fingerprint kamu sekalian biar kalau suatu saat butuh, bisa langsung buka."

"Wow," Felix memekik pelan. "Ini beneran...enggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa, nggak usah terlalu banyak mikir kalo sama aku. I'm not him."

"Kamu ganteng banget, sumpah."

Kali ini Jisung terbahak. "Cuma ngasih liat hp langsung jadi ganteng?"

Demesne [1/2] +JilixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang