omikron

7.3K 1.1K 397
                                    

"Za, gue mau ngomong, boleh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Za, gue mau ngomong, boleh?"

"Lah itu udah ngomong, kan?"

Felix terkikik melihat wajah putus asa Jisung yang menatapnya datar. "Bercanda, ngomong aja."

"Gue—"

"Iya, lo?"

"Tapi lo janji jangan ketawa."

Sang ketua kelas mengernyitkan kening. "Emang ngapain gue ketawa?"

Jisung menghela nafas, seakan hendak mengambil keputusan terberat di hidupnya. "Guedipilihikutosngeo,"

"Hah? Buset, ngerap lo?"

"Gue dipilih—ikut OSN geo."

"WHAT?!"

Jisung berjengit, mendadak menyesali kenapa ia tidak berpikir untuk membawa Felix ke luar kelas dulu, menghindari pengganggu semacam kehadiran seorang Alfikar Hyunjin Dinata yang sekarang menatapnya tanpa kedip.

"Kok bisa?! Kok lo ditunjuk tapi Felix nggak?"

Jisung melempar pandang putus asa, yang untungnya dimengerti Felix.

"Fik, jangan teriak-teriak, ah. Mending kalo suara lo bagus, ini kayak Cute Girl."

Hyunjin seketika langsung menutup mulut, memandang Felix tak percaya. "Tapi kan—lo—mau banget—"

Felix mendelik ke arahnya, dan pemuda itu langsung menutup mulut kembali.

"Nggak jadi deh, gue mau ke kantin ya hehe."

Canggung untuk sementara setelah Hyunjin memutuskan melarikan diri.

"Lo udah niat mau ikut OSN geo ya?" Jisung akhirnya membuka suara, ragu-ragu menatap Felix.

Felix menggigit bibir. Memang tak dapat dipungkiri ia benar-benar menginginkan tempat dalam kompetisi bergengsi tersebut, mewakili sekolah dan kelas. Ada perasaan berat yang dirasa Felix saat dia tahu dia tak terpilih. Sisi lain darinya yang lebih egois bertanya-tanya mengapa sang berandal sekolah lah yang malah mendapatkan tempat itu.

"Maaf ya, Za." Jisung berujar pelan. "Gue langsung setuju pas bu Dara nawarin, soalnya kalo gue tolak, lo yang harus maju. Apalagi udah mau ujian semester. Gue cuma nggak mau lo stres, udah mikirin ujian, mikir olimpiade lagi. Tapi gue bakal ngundurin diri kok kalo lo mau," tambahnya buru-buru, meringis menatap Felix.

"What—nggak Van, nggak." Felix terkesima, sebelum tertawa kecil. "Lo nggak boleh mengundurkan diri, atau gue marah. Pokoknya harus bisa lolos ke provinsi." Dia tersenyum lebar menatap Jisung. "Thanks for being really considerate."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Demesne [1/2] +JilixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang