"Anjir, belum pulang-pulang juga?"
Felix mendelik ke arah kakaknya yang baru turun tangga, sementara kelima temannya yang lain nampak malu. "Kok kak A'im ngusir?!"
"Nggak ngusirr. cuma nanya, adek." Chan melewati mereka semua dan membuka kulkas, membawa botol-botol soda dan bungkus camilan dalam gendongannya.
"Eh—punten kak, ini ada pizza,"
Chan mengangkat alis, menerima kotak pizza terakhir dari Jisung. "Kirain kalian nggak ada yang mau nawarin. Lo pacarnya Afi kan? Bagus, gue kasih restu dikit deh lo. Lain kali bawain gacoan, ya. Udah nggak jaman ke rumah calon mertua cuma bawa martabak, soalnya."
"Dikasih hati minta jantung anjir kak A'im," Felix mendengus. "Sanaa naik lagi!"
"Iya-iyaa ini mau naik! Btw itu temenmu ada ceweknya anjir dek, ini udah lewat maghrib. Kasian kalau cewek pulangnya kemaleman." Chan berdecak. Dia menoleh ke arah Sunwoo. "Pacar lo, kan? Jangan dibawa keluar kemaleman, anak gadis orang, tuh."
Shuhua mengangguk cepat, sementara Sunwoo mengacungkan ibu jari dan Felix memukul-mukul kaki kakaknya dengan botol air mineral kosong.
"Berisik banget jomblo!"
"Udah dibilang kakak nggak jomblo!"
"Nyenyenye,"
"Bawel kamu, diputusin baru tau rasa."
"KOK NYUMPAHIN?!"
Chan terbahak sembari berlari menaiki tangga, menghindari Felix yang berusaha melemparinya dengan gumpalan-gumpalan tisu.
Keenam sahabat itu saling menatap sebelum tertawa kecil, menertawakan keabsurdan kejadian barusan.
"Btw bener lho, Tha, udah abis maghrib, kasian si Lana. Anter pulang aja deh, ntar balik ke sini lagi kalo lo masih mau ngumpul." Seungmin membuka suara.
Sunwoo menoleh kepada kekasihnya. "Gimana? Mau aku anter pulang sekarang?" Yang dibalas dengan gelengan kuat-kuat dari sang gadis.
"Nggak mau! Kan kita masih main," Dia menunjuk papan monopoli di tengah mereka. "Lagian nanti katanya mau dijemput, jadi tinggal nunggu jemputan aja."
"Oh gitu? Ya udah, lanjut lagi kalau gitu." Felix memutuskan, kemudian berteriak, "FIKAR NYOLONG UANG DI BANK!"
"HEEEH FIKAR?!?!"
Sunwoo memekik protes, "Apa-apaan nih! Udah dibangkrutin aja dia! Bisa-bisanya nyolong!"
"Udah nyolong tetep aja aset lo yang paling dikit, gue sih malu ya," ledek Jisung.
"Nggak nyolong! Gue cuma nuker duit!" Hyunjin memekik tak terima. "Dikit-dikit gini gue punya tiga hotel sama bandara, ya!"
"Percuma aja, lo keseringan masuk penjara sama bayar denda, Fik." Seungmin tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demesne [1/2] +Jilix
Historia Corta(n.) territory Karena Jisung punya caranya sendiri, untuk memuja Felix dalam tiap hembus nafasnya [Local!Au]