mu

6.9K 1.1K 193
                                    

"Turun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Turun!"

"Sial." Jisung mengumpat pelan, membuka helmnya dan beranjak turun dari motor saat dilihatnya tak ada lagi jalan untuk kabur. Ketiga motor yang mengejarnya bersisian menyudutkannya di pinggir jalan dan memaksanya berhenti.

"Van—"

"Jangan buka hoodie. Jangan ngomong apapun. Jangan sampai muka lo keliatan." Jisung berbisik pada Felix dengan nada memperingati. Pemuda itu sengaja berdiri di depan Felix dengan wajah angkuh, menutupi jati diri ketua kelasnya dan mengalihkan perhatian mereka padanya. "Apa kabar, Jun?"

"Tsk," Pemuda yang memarkirkan motornya di depan motor Jisung membuka helm dan mengacak surai medium blondenya. "Baik, nih. Lo belum mati ya? Gue kira udah diabisin. Dewata apa kabar?" Sang pemuda tersenyum kalem, namun auranya mengesankan bahaya yang kentara. "Bonceng siapa nih? Pacar ya? Kenalin, dong."

"Sayang banget sih, gue belum ada janji ketemu maut, nih." Jisung mengendikkan bahu, berusaha santai. Sekali lagi bergeser untuk menutupi Felix. "Sori nih, gue posesif. Nggak suka punya gue dibagi-bagi. Lagian dia manis, ntar lo malah suka. Jadi mending lo nggak usah kenal aja, Juna."

Lawan bicara Jisung hanya mendengus, kemudian menatap dua temannya yang lain dan mengendikkan dagu ke arah Jisung dan Felix.

Sang pemuda bersurai biru tua mengarahkan tangan ke belakang tubuhnya dan menemukan tangan Felix, menggenggam dan merematnya pelan untuk meyakinkan ketua kelasnya itu bahwa dia akan aman.

Ada janji tak terucap di sana, bahwa Jisung akan melakukan apapun untuk melindungi pemuda di balik punggungnya itu.

Pun Felix menyadari siratan janji itu, meremat bagian punggung kemeja Jisung dan semakin berusaha menyusutkan diri di belakangnya saat si pemuda yang dipanggil Juna itu mendekat.

"Pakai celana, ya? Cowok toh pacar lo. Pantes aja tiap dipepetin cewek lo lempeng aja." Pemuda itu mengulurkan tangan, hendak menarik tudung hoodie Felix turun untuk melihat wajahnya.

"Arjuna Jaemin Prasetya." Jisung menepis tangan sang pemuda, memberinya tatapan tajam. "Mau ngapain? Nggak usah macem-macem."

"Cuma mau liat mukanya doang, kok. Cowok macem apa yang jadi tipe lo."

Felix gemetar. Dia tidak berani mendongak untuk melihat wajah Jaemin.

"Oi, bangsat. Cari mati?"

Kelima pemuda yang ada di sana menoleh ke sumber suara. Woojin dan teman-temannya baru saja tiba.

"Bang Dewata! Apa kabar?" Jaemin tersenyum lebar, menyapa sang ketua geng sok akrab.

Woojin mendecih. "Nggak usah basa-basi. Lo ngapain ngehadang Vanendra sama pacarnya?"

"Cuma mau ngasih salam doang, kok." Senyumnya bertahan di sana. "Penasaran aja gue, siapa sih pacarnya Vanen. Pengen ngajak main, siapa tau mantep."

Demesne [1/2] +JilixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang