"...jadi, sekolahnya online lagi, ya."
Kelima pemuda dan seorang gadis di panggilan video itu sama-sama menghela nafas panjang.
["Belajar daring mulu, kasian gaada yang masuk di otak gue. Kalau sampai lulus ini pandemi belum selesai, gue khawatir nanti di kuliahan gimana cara survivenya."]
["Ya kalo penanganan dari atasnya begini, kapan selesainya bosss."]
["Ssst, liat depan rumah lo Tha, siapa tau ada tukang bakso."]
Keenam remaja beranjak dewasa itu tertawa kecil.
"Sumpah, Tha." Felix merapikan anak-anak rambutnya setelah berhasil mengikatnya. "Display name lo ngeselin bener, bikin gue salah fokus mulu," sungutnya sebal.
Daneevan Sunwoo Athalla menggerung tak terima. ["Padahal DN Fikar lebih nggak jelas, kenapa cuma gue yang diprotes, anjir! Pilih kasih bener dah."]
["DN kalian pada nggak jelas semua, liat punyaku dong."] Shuhua mendecih, mengalihkan perhatian padanya saat kekasih dan sahabatnya mulai berdebat tak penting perkara display name. ["Adeknya Lana Del Rey, nih."]
["Lo mah DN jelas, muka yang nggak jelas,"] kikik Hyunjin. ["Ngapain juga dah dari tadi yang ditunjukin cuma mata sama jidat?"]
Shuhua memekik tak terima, ["Aku kan lagi gak pakai make-up apa-apa!"]
["Lah emang kenapaa, lo kira gue pake? Gue cuci muka aja belom, baru bangun, nih!"]
"Ewwww," Felix membuat wajah jijik pada Hyunjin yang mengeluh keras saat teman-temannya memarahinya.
["Cuci muka dulu, Fik."] Seungmin yang sedari tadi dengan kalem mengamati kerusuhan sahabat-sahabatnya di layar sembari makan akhirnya membuka suara. ["Terus sarapan. Siap-siap, dua jam lagi kita ke sekolah, lho."]
["Sarapan apaan udah jam sebelas gini,"] Jisung tertawa kecil. ["Si Fikar mending disuruh mandi biar kagak beler gitu pas dateng ke sekolah."]
KAMU SEDANG MEMBACA
Demesne [1/2] +Jilix
Short Story(n.) territory Karena Jisung punya caranya sendiri, untuk memuja Felix dalam tiap hembus nafasnya [Local!Au]