"Mazaya Felix Dzafino, 11 IPS 2."
"Yes!" Felix mengangkat kepalan tangannya ke udara, ketika petugas tata usaha yang sedang membacakan daftar nama baru hasil rolling kelas setelah liburan semester genap.
"Feliiiiix!"
"Sini, sini!"
Orang-orang di barisan paling ujung kiri, tenpat dimana siswa dan siswi yang akan menjadi anggota baru kelas IPS 2 berbaris, heboh berdadah-dadah saat Felix bergabung.
"Mahesa Seungmin Ananda Putra, 11 IPS 2."
"ESA!!!" Felix berhigh-five dengan Seungmin yang sempat sekelas dengannya di semester sebelumnya. Mereka memang tidak begitu dekat, tapi karena sesama 'wajah baru' di kelas baru yang asing, mengakrabkan diri tidak ada salahnya, kan.
"Renjun Sasthaguna Adhi, 11 IPS 2."
"Gila euy, juara umum semester lalu gabung di IPS 2 semua! Mana lainnya emas-emas semua, lagi. IPS 1 sama IPS 3 apa kabar ntar, nih?" Seorang siswa dari kelas IPA yang tidak Felix kenal, berkomentar sengit.
Felix terdiam mendengar komentarnya, kemudian menganalisis ketiga-puluh-empat orang yang sudah ditetapkan menjadi anggota baru kelasnya. Benar juga, ada Renjun si juara umum tiga, Seungmin yang juara umum satu, serta dirinya sendiri yang berhasil menyabet tempat kedua.
Selain itu, ada Nancy Eve Macdonie sang model blasteran, Eric Audrian yang atlit futsal, Daneevan Sunwoo Athalla yang menjadi ace tim basket sekolah, Delana Shuhua ketua paduan suara, hingga Alfikar Hyunjin Dinata yang terkenal ke seantero sekolah karena wajah dan bakat tarinya.
Pantas saja dari tadi Felix merasa banyak pandangan sengit yang ditujukan kepada mereka. Kelas IPS 2 yang di tahun-tahun sebelumnya —menurut cerita para senior— adalah kelas paling santai karena selalu berisi siswa berandal atau tak memiliki kelebihan, kini diisi bakat-bakat yang menjanjikan.
Felix mendengarkan dengan baik saat nama orang terakhir yang akan menjadi teman sekelasnya untuk setahun dibacakan, dan menganga lebar saat petugas tata usaha itu mengucapkan kalimatnya.
"Vanendra Jisung Anggara, 11 IPS 2."
"APA?!"
Felix seketika menoleh ke sekelilingnya. Para gadis saling berbisik ke satu sama lain, tatapan mereka tak lepas dari seorang siswa bersurai biru tua yang berjalan dengan malas ke arah barisan. Yang laki-laki saling tatap dan menghela nafas.
Bahkan Seungmin yang ada di sebelah Felix berbisik pelan, "Mampus deh IPS 2 ada dia."
Untuk ukuran siswa yang baru saja naik kelas sebelas, Vanendra Jisung Anggara adalah legenda.
Seisi sekolah mengenalnya sebagai pembuat masalah, murid baru yang langsung mendapat sambutan hangat dari Dewata Woojin Revandinata —ketua geng anak-anak berandal yang kini duduk di kelas dua belas— sesaat setelah ia menantang dan memukuli seorang anggota OSIS yang mengerjainya di masa MOS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demesne [1/2] +Jilix
Short Story(n.) territory Karena Jisung punya caranya sendiri, untuk memuja Felix dalam tiap hembus nafasnya [Local!Au]