delta

9.5K 1.6K 688
                                    

"Panas banget, anjing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Panas banget, anjing. Neraka lagi ngasi free trial apa gimana ya."

Barisan siswa kelas 11 IPS 2 itu serempak mendengus menahan tawa mendengar gerutuan lucu ketua kelas mereka.

"Bersyukur cuma free trial, Lix. Dikasih full version mampus ntar kita nih." Sunwoo yang berbaris tepat di belakang Felix berbisik menyahuti.

"Fel, muka lo merah tuh." Hyunjin yang berbaris di samping kanan Felix, menyikut pelan pinggangnya. "Lo gak tahan panas ya? Ke PMR aja sana."

"Mana ada PMR di sini." Felix balas berbisik. "Ini kan cuma apel, bukan upacara bendera full."

"Lah gue kira tadi upacara bendera yang beneran?" Hyunjin mengumpat setelahnya. "Sama lamanya, bangsat."

Felix tertawa kecil, menyetujui.

Hari itu Senin pagi, hari yang dibenci kebanyakan orang yang berstatus pelajar. Dan Felix, —meski dicap sebagai siswa cerdas dan disiplin—, tetaplah membenci upacara bendera yang diadakan sekolahnya setiap Senin, meski itu adalah kegiatan rutin yang diinstruksikan pemerintah untuk selalu dilakukan semua sekolah dan instansi pemerintahan.

Dia sebenarnya tidak membenci kegiatan upacara benderanya, namun pidato dari kepala sekolah yang topiknya selalu diulang-ulang, tidak pernah berbobot, dan menghabiskan banyak waktu benar-benar membuatnya—dan banyak siswa-siswi lain—kesal.

"Lix, muka lo udah kayak kepiting abis direbus," Shuhua yang berbaris di sebelah kiri Felix berkomentar. "Kalo lo mau pingsan, jangan jatuh ke kiri, ya. Gak kuat gue nahannya ntar. Jatuhin diri ke kanan aja, kan ada Fikar yang bisa nolongin."

"Kalo gue beneran pingsan mana bisa milih-milih mau jatuh ke mana, Lan." Felix mendengus. "Anjir mata gue udah agak-agak burem ini, shit, pusing banget," gerutunya. Pemuda itu memang sama sekali tidak kuat pada panas matahari, dan sayangnya cuaca hari Senin itu benar-benar cerah dan sama sekali tak berawan, hingga topi yang dipakainya seakan tak berguna untuk menghalau sinar matahari mengenai wajahnya.

Hyunjin melirik sekilas pada Felix, kemudian mengulurkan tangan kirinya untuk merangkul pinggang sang ketua kelas, menahan pemuda itu agar tidak tiba-tiba ambruk. "Kuat-kuatin ya, Fel. Tinggal selesaiin pidatonya kepsek, doa, terus bubaran ini."

Felix hanya mengangguk terengah, sebelah tangannya dia gunakan untuk menghalau sinar matahari dan menghapus keringat di dahinya.

"Bisa minggir?"

Felix seketika menoleh ke belakang saat seseorang menepuk pundaknya, dan terkejut menemukan Jisung —lengkap dengan ekspresi datarnya yang biasa— berdiri di sana.

"Lho, kok jadi lo yang di sini? Athalla mana?" Felix mengernyit, celingukan mencari Sunwoo yang setahunya tadi masih berbaris di belakangnya.

Jisung hanya mengendikkan dagu ke arah belakang tubuhnya. "Bisa minggir gak Za? Gue mau baris di depan."

Demesne [1/2] +JilixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang