" Hah beneran tuh, Sa?"
Seungmin mengerjap. "Hah? Beneran apa? Apanya yang Fikar sama gue? Berangkatnya? Kan emang."
Felix dan Shuhua hanya bertukar pandang penuh makna, lalu Shuhua dan Sunwoo bersikutan.
"Iya deh, yuk berangkat. Sekalian pc Tata coba, tanya dia perlu apa selama karantina. Siapa tau mau dibeliin novel atau mainan apa gitu biar nggak bosen." Felix mengalihkan pembicaraan, masih memasang senyum penuh artinya. "Ketemu di Plaza, ya. Di sini nggak ada Gramedia atau KidzStation."
"Oke,"
"Sip. Nanti gue forward chatnya Tata."
Kerumunan kecil itu membubarkan diri dan masuk ke dalam mobil masing-masing, mengarahkan kendaraan ke tempat tujuan mereka selanjutnya.
Felix menghenyakkan diri ke kursi penumpang, menggerutui panasnya cuaca. Sedetik kemudian dia nampak teringat sesuatu, lalu menoleh oada Jisung. "Van,"
"Ya, Za?"
"Kamu udah kenal Fikar dari waktu dia masih sama Chandra ya?"
Jisung hanya mengangguk, fokusnya terpaku pada jalanan yang mulai ramai. Beberapa kali dia tersenyum saat mendengar Felix menggerutu jika melihat pengendara motor yang tidak memakai masker.
"Iya, dulu kelas sepuluh dia masih sering ngumpul bareng anak-anak gengnya kak Dewata, sering bawa-bawa si Chandra juga, dari situ juga kayaknya Chandra deket sama Noah."
"Wah, Fikar ditikung dong jatuhnya?" Felix mendekatkan diri dengan tertarik. "Kok bisa semacam dia ditikung? Eh tapi Noah juga sejenis kan...hot damn."
"Ganteng, ya?" cibir Jisung.
"Banget, tapi jauh lebih ganteng kita berdua dong." Felix berujar sombong, mengulurkan tangan untuk menarik pipi Jisung. "Yang paling ganteng ya jelas pacarkuu."
Jisung tertawa, membiarkan Felix memainkan pipinya untuk beberapa waktu. "Dia nggak ditikung kayaknya, nggak tau sih katanya putus biasa, Noah sempet nggak berani ke tongkrongan bawa gandengan sampai Fikar mulai jarang ngumpul."
"Hmm gitu... Terus Fikar emang mellow gitu? Waktu sama Chandra?"
"Iya, nggak keliatan tengilnya sama sekali. Kayak anak baik banget." Jisung mengingat-ingat. "Jadi jinak banget, padahal Fikar itu kan, lebih beringas dari aku, lho." Dia dengan kasualnya memberitahu Felix.
"HAH? FIKAR?!" Felix memekik tak percaya. "Alfikar Hyunjin Dinata yang drama queen gitu?!"
"Kamu belum pernah liat dia berantem, ya? Dia lebih suka ngehindarin duel, sih. Tapi kalau udah terlanjur, ya gaya berantemnya itu sadis. Targetnya dibuat cacat seumur hidup," Jisung melirik Felix yang nampak ngeri. "Buta, atau tempurung lutut hancur paling nggak. Dia pernah, apa ya, ngerobek daun telinga lawannya sampai lepas, pakai gigi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Demesne [1/2] +Jilix
القصة القصيرة(n.) territory Karena Jisung punya caranya sendiri, untuk memuja Felix dalam tiap hembus nafasnya [Local!Au]