"Hah? Ulang tahun sekolah?"
Felix mengangguk.
"Jadi tadi semua ketua kelas dipanggil ke ruang pertemuan buat ngomongin itu?"
Sang ketua kelas mengangguk lagi.
"Tapi kan ini udah mau ulangan! Mana ada OSN lagi, kan?"
Felix menghela nafas. "Kalian pikir gue nggak tau? Itu dia, makanya acaranya nggak besar banget. Cuma lomba seminggu terus puncaknya malam lampion sama pensi. Penyisihan OSN diselipin di tengah-tengah."
"Nggak waras." Seungmin berceletuk.
Felix mengangguk lagi. "Nih, gue bacain lomba-lombanya, tolong didengerin ya.
Hari Senin, penilaian lomba menghias kelas, partisipannya semua orang.
Hari Selasa, lomba mading, perwakilan lima orang, anak Jurnalistik dilarang ikut. Lomba newsreading, perwakilan dua orang, anak English Club dilarang ikut. Lomba band, anak Klub Musik dilarang ikut.
Hari Rabu penyisihan OSN. Ada Kimia, Fisika, Biologi, Astronomi untuk MIPA, terus Geografi, Ekonomi, Komputer untuk IPS.
Hari Kamis lomba menulis cerita, perwakilan satu orang, anak Jurnalistik dilarang ikut. Terus ada lomba debat, perwakilan tiga orang, anak DBI dilarang ikut.
Hari Jum'at, lomba musikalisasi puisi, anak Teater dilarang ikut. Terus ada lomba MC, buat nyari MC pas acara puncak nanti."
"Bentar." Hyunjin mengucek matanya, masih disorientasi setelah baru saja dibangunkan Seungmin secara paksa dengan menendang-nendang mejanya. "Ini kan udah hari Jumat, dan itu lombanya mulai Senin minggu depan? Senin besok itu?"
"Yep." Felix mengangguk lagi untuk kesekian kalinya. "Terus bu Dara bilang, pelajaran ekonomi hari ini dikosongin, dipakai buat bahas lomba, siapa yang bakal wakilin kelas."
"Smansa udah gila!"
"Nggak ada yang mau wakilin, nih? Jadi sekelas wakilnya cuma ketulas, waketulas, sama sekretaris?"
Seisi kelas itu hening. Felix menghela nafas. Seungmin nyaris saja membanting meja jika tidak ditahan Felix dan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demesne [1/2] +Jilix
Kurzgeschichten(n.) territory Karena Jisung punya caranya sendiri, untuk memuja Felix dalam tiap hembus nafasnya [Local!Au]